"Kalau vaksinasi lansia kita baru sekitar 100 orang, bukan karena lansia tidak mau tetapi jumlah vaksin di Pangkep sangat sedikit. Terakhir kami dikasih 150 vial, artinya 1500 dosis," ungkap dr Nurliah melalui sambungan telepon dari Makassar, Minggu.
Ia menjelaskan vaksinasi yang saat ini sedang berlangsung telah dilakukan ke tenaga medis, kemudian bagi pelayanan publik termasuk para guru, selanjutnya adalah lansia.
Hanya saja, karena keterbatasan jumlah vaksin yang tersedia, maka Pangkep mengambil langkah untuk menyelesaikan vaksinasi bagi para guru. Sekitar 4.000 orang guru telah divaksin dari total 6.000 lebih sasaran di kabupaten ini.
"Kalau lansia kami juga ikut, memang dianjurkan satu guru dan bawa satu lansia, tetapi kami belum bergerak untuk ini karena jumlah vaksinnya yang tidak ada," ujar dr Nurliah.
"Jadi masih guru, gurunya masih tersisa 2.000 orang lebih dan yang datang (vaksin) hanya 1.500 dosis. Meski guru-guru itu sebenarnya ada lansia juga, jadi pensiunan itu kita beri vaksin juga," tambah Nurliah.
Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep mencatat target lansia sebanyak 27.841 orang, sementara vaksinasi dosis I baru mencapai 0,36 persen atau 101 orang dan pemberian dosis II hanya 10 orang.
Sedangkan vaksinasi bagi petugas publik dengan sasaran lebih sedikit yakni 26.042 orang telah mencapai 17,47 persen yang telah divaksin, setara 4.549 orang divaksin dosis I dan 3.247 orang untuk dosis II hingga 16 April 2021.
Pelaksanaan vaksinasi di Pangkep, menurut dr Nurliah disambut antusias warga setempat, sehingga minimnya distribusi vaksin juga dianggap sebagai boomerang untuk mengimbau lansia ikuti vaksinasi. Apalagi vaksin yang telah didistribusi baru-baru ini belum bisa mencakup seluruh guru sebagai komunitas prioritas jelang pembelajaran tatap muka Juli mendatang.
"Kami memang cukup menahan dulu karena takutnya kami sudah membujuk masyarakat tetapi malah vaksinnya yang tidak ada. Jadi ketika kita serius, takutnya mereka tidak mau karena kecewa," ujarnya.
Dinkes Pangkep juga telah menyiapkan jadwal pelaksanaan vaksinasi untuk pedagang pasar dengan menggandeng Kapolres, termasuk Kantibmas dan Babinsa. Namun karena minimnya vaksin, maka gerakan ini harus kembali ditunda dan prioritaskan ke guru-guru.
"Kami juga bingung, seperti halnya kami menjanjikan mereka yang petugas masjid tetapi tiba-tiba yang datang sedikit sekali. Makanya nanti ditindaklanjuti. Vaksin yang ada sudah kita distribusi ke 23 PKM diperuntukkan bagi guru-guru," katanya.
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021