Banda Aceh (ANTARA News) - Ketua Komisi A DPRK Banda Aceh Amrunsyah Yahya mengharapkan personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) tidak arogan ketika melakukan operasi penertiban.

"Dalam setiap pertemuan dengan Satpol PP, saya selalu menyampaikan agar bertindak lebih mengedepankan rasa kemanusiaan, tidak mengedepankan arogansi," katanya di Banda Aceh, Rabu.

Ia mengakui Satpol PP berada pada posisi dilematis ketika melakukan penertiban. Satu sisi peraturan harus ditegakkan, tapi di sisi lain perlu melihat kondisi riil masyarakat.

Kendati begitu, penertiban tidak harus dilakukan semena-mena dengan mengedepankan kekerasan, terutama bagi pedagang yang berjualan di kawasan terlarang.

"Jadi harus ekstra hati-hati dalam menertibkan masyarakat, terutama mereka yang berjualan di tempat terlarang. Dalam setiap penertiban harus menghindari cara-cara kekerasan," katanya.

Ia mengatakan kekerasan bukan jalan keluar sebuah masalah. Kalau yang keras dilawan dengan kekerasan, maka permasalahan tidak akan pernah selesai.

Oleh karena itu, dalam menegakkan peraturan, Satpol PP harus mengedepankan pola persuasif, melakukan pendekatan dan menyadarkan pihak yang melanggar.

"Kita juga harus melihat tipikal masyarakat Aceh yang keras. Kalau dikerasi akan terjadi perlawanan. Inilah yang harus dihindari. Alangkah indahnya jika penertiban berlangsung secara persuasif," kata politisi Partai Demokrat tersebut.

Menyangkut penggunaan senjata, Amrunsyah mengatakan perlu atau tidak tergantung kebijakan pemerintah karena pemerintah lebih mengetahui kebutuhan aparaturnya.

Kalau memang dianggap perlu, kata dia, penggunaan senjata tersebut merupakan alternatif terakhir. Jangan jadikan senjata sebagai alat menakut-nakuti masyarakat

"Kalau bisa dihindari penggunaan senjata. Mungkin personel Satpol PP yang lebih tahu di lapangan. Cuma harus ada kebijakan sendiri," ujar Amrunsyah Yahya.
(HSA*BDA1/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010