Ternate (ANTARA) - Pemerintah Daerah dan masyarakat Maluku Utara (Malut) merasa kehilangan atas meninggalnya petinju legendaris Albert Papilaya pada Minggu pukul 00.45 WIB atau 02.45 WIT setelah sebelumnya menjalani perawatan intensif di IGD RSUD Dr H Chasan Boesoerie, Ternate.
"Masyarakat dan Pemerintah Daerah merasa kehilangan dengan meninggalnya petinju legendaris Albert Papilaya, dan tentunya almarhum merupakan simbol atlet asal Malut yang berprestasi hingga ke tingkat internasioal," kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Ternate Sutopo Abdullah kepada Antara, Minggu.
Menurut dia, sosok mendiang Albert Papilaya sangat peduli terhadap prestasi olahraga tinju di tanah air, khususnya di Ternate dan Maluku Utara.
"Setiap kali dalam kesempatan saya membawa atlet tinju asal Maluku Utara yang akan berlaga di Jakarta, Albert Papilaya selalu hadir memberikan dukungan dan bantuan finansial kepada atlet-atlet asal Ternate," ujar Sutopo.
Oleh karena itu, sambung dia, para pecinta tinju dan masyarakat di Malut tentu merasa kehilangan dengan kepergiaan Albert Papilaya yang meninggal dunia di RSU Chasan Boesoerie, Ternate.
Baca juga: Petinju Indonesia perempatfinalis Olimpiade Barcelona meninggal dunia
Ia pun berharap agar Albert Papilaya muda terus lahir di Ternate, sehingga semangat yang diwariskannya dapat membawa olahraga tinju Indonesia hingga ke tingkat internasional.
Sementara itu, Ketua Pertina Kota Ternate Nuryadin Rachman menyatakan rasa kehilangannya atas kepergian petinju legendaris asal Maluku Utara tersebut.
Dia berharap keberhasilan Albert Papilaya dalam mengukir prestasi sebagai petinju terbaik asal Indonesia dapat diikuti petinju-petinju muda asal Malut.
Albert Papilaya merupakan petinju Indonesia yang mencapai perempat final Olimpiade 1992 Barcelona. Ia meninggal dunia di Ternate, Maluku Utara, pada Minggu pukul 00.45 WIB atau 02.45 WIT setelah sebelumnya menjalani perawatan intensif di IGD RSUD Dr H Chasan Boesoerie.
Petinju kelahiran Tobelo, Maluku Utara, 15 September 1967 itu merupakan legenda tinju amatir Indonesia yang banyak meraih prestasi, termasuk mengoleksi empat medali emas PON, tujuh medali emas SEA Games dan juga meraih prestasi pada ajang Piala Presiden.
Albert Papilaya bertugas di Polda Metro Jaya sebelum akhirnya pulang ke kampung halamannya di Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Malut pada awal Maret lalu dan sempat menjalani perawatan kesehatan sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Baca juga: Ketua Umum Pertina harapkan Bali jaring bibit atlet tinju sebanyaknya
Baca juga: Lawan petinju Filipina, Tibo Monabesa tak mau anggap enteng
Baca juga: Kejuaraan tinju WBC selangkah lagi dapat rekomendasi Kemenpora
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021