Semarang (ANTARA News) - Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir, memperkirakan persyarikatan ini dalam lima tahun ke depan bisa menghasilkan pemikiran yang lebih progresif karena dua orang dari 13 anggota terpilih pimpinan pusat dikenal sebagai sosok berpikiran maju.
Tafsir ketika dihubungi dari Semarang, Rabu mengatakan, Abdul Mu`ti dan Syafiq Mughni yang masuk dalam 13 anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah selama ini dikenal sebagai tokoh berpikiran progresif sehingga kiprahnya nanti akan mewarnai gerak Muhammadiyah.
"Sebagian besar dari 13 anggota PP Muhammadiyah memang wajah lama, namun karakter Muhammadiyah lima tahun mendatang akan lebih progresif dalam pemikiran dan gerakan pembaruan," kata Tafsir yang juga dosen IAIN Walisongo Semarang.
Ia menambahkan, memang ada sosok yang terpilih karena dia rajin turun ke bawah membina umat di akar rumput, bukan karena dia memiliki kelebihan intelektual.
Menurut dia, 13 orang yang terpilih menjadi anggota pimpinan pusat dalam Muktamar ke-46 Muhammadiyah di Yogyakarta ini memang belum ideal. "Namun keliru bila menilai pengurus periode 2010-2015 itu tidak akan melahirkan pemikiran dan gerakan pembaruan di masa mendatang," katanya.
Ia menyebutkan, tokoh-tokoh berpikiran progresif, seperti Abdul Munir Mulkhan dan Amien Abdullah, dalam muktamar juga masih memperoleh dukungan dan masuk 39 calon terpilih meski kandas dalam pemilihan 13 anggota PP Muhammadiyah.
Oleh karena itu, katanya, terpilihnya kembali Din Syamsudin menjadi Ketua Umum Muhammadiyah periode 2010-2015 tidak bisa ditafsirkan sebagai tetap bersemayamnya konservatisme di persyarikatan ini, sebab sejumlah tokoh berpikiran progresif terpilih menjadi anggota PP Muhammadiyah.
Ia mengatakan, Din kembali terpilih karena dia dinilai sukses membawa Muhammadiyah dalam kancah pergaulan internasional sehingga persyarikatan ini bisa memainkan peran sosial yang lebih luas.
Selain itu, katanya, sikap kritis Din terhadap pemerintah selama ini juga justru semakin menunjukkan kemandirian ormas ini.
Namun, menurut Tafsir, sikap kritis Din Syamsudin terhadap kekuasaan di masa mendatang diperkirakan agak melunak, sebab dalam PP itu ada anggota yang disegani Din, yakni Abdul Malik Fadjar.
"Din Syamsudin tetap akan kritis terhadap pemerintah, namun tidak akan segalak dulu. Keberadaan Malik Fadjar akan menjadi rem bagi Din," katanya. (A030/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010