Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR Marzuki Alie menegaskan, kemampuan berbahasa asing bagi para pelajar sangat penting maknanya di era globalisasi saat ini.
"Kemampuan bahasa sangat penting, tidak hanya Bahasa Inggris tetapi juga penggunaan bahasa China," kata Marzuki Alie di sela-sela pelaksanaan sidang umum I Forum Parlemen Asia-Pasifik untuk Pendidikan (Faspped) di Jakarta, Rabu.
Menurut Marzuki, program sekolah bilingual sangat bagus sekali dalam mengajarkan kemampuan berbahasa kepada peserta didiknya. "Bahasa itu merupakan alat komunikasi karena itu harus kita pelajari," katanya.
Sementara pengamat pendidikan Prof Arief Rachman mengatakan, dirinya menyambut positif maraknya sekolah asing yang membuka cabang pendidikan di Indonesia. Namun, ia mengingatkan, sekolah-sekolah asing tersebut jangan melupakan nilai falsafah yang ada di Indonesia seperti Pancasila.
Seharusnya, ujar Arief, nilai dasar bangsa Indonesia dapat dijadikan semacam "compulsory subject" seperti halnya pendidikan tentang sejarah, sastra maupun kebudayaan Indonesia yang dapat diterapkan dan diaplikasikan di dalam kurikulum sekolah asing tersebut.
Ia menyayangkan yang terjadi saat ini adalah sekolah-sekolah asing tersebut lebih mengedepankan kemampuan matematika, bahasa Inggris dan mengenyampingkan bahasa Indonesia.
"Selama ini paradigma sekolah asing lebih mengedepankan kemampuan bahasa Inggris sebagai suatu yang bergengsi. Memang bahasa Inggris itu harus dipelajari, namun juga jangan sampai melupakan akhlak dan budi dari siswa tersebut," ujarnya.
Pada hari kedua penyelenggaraan sidang umum Faspped itu, Ibu Negara Ani Yudhoyono sempat memyampaikan pidatonya tentang program Indonesia Pintar yang digagasnya dan dilaksanakan oleh Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) dengan misi memberantas buta huruf, kebodohan dan menyejahterakan kehidupan masyarakat Indonesia.
Menurut Marzuki Alie, delegasi parlemen dari Arab Saudi mengaku sangat antusias dan tertarik terhadap program Pintar tersebut dan mereka akan menyesuaikan program tersebut dengan kondisi di negaranya.
"Program ini memang sangat cocok bagi negara yang sulit medannya dan terpencil. Apalagi bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan akan cocok sekali penerapan program ini," katanya. (D011/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010