Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Rabu sore melemah tipis ke 9.070 per dolar AS dan pelaku pasar masih wait and see meski di pasar regional dolar melemah terhadap euro dan yen.

Sikap wait and see pelaku pasar membuat transaksi berlangsung sepi dan nilainya juga relatif kecil, kata Dirut Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga.

Rupiah ditransaksikan pada kisaran 9.070/9.080 per dolar AS, melemah 20 dibanding posisi penutupan hari sebelumnya 9.050/9.060 per dolar AS.

Edwin Sinaga mengatakan, pasar uang di dalam negeri sejak dua pekan lalu melesu, sehingga pergerakan kedua mata uang itu agak menyempit, meski rupiah cenderung turun, namun posisinya masih di atas Rp9.000 per dolar.

Hal ini menunjukkan bahwa pasar masih mengikuti pergerakan data ekonomi makro Indonesia, meski di pasar eksternal muncul isu negatif yang menekannya, katanya.

Rupiah, lanjut dia berpeluang untuk naik, karena dolar AS di pasar regional melemah terhadap euro dan yen.

Namun pelaku pasar terlihat mengindahkan faktor positif itu, karena mereka sedang memfokuskan perhatiannya terhadap ekonomi AS, ucapnya.

Ia mengatakan, tekanan pasar terhadap rupiah muncul akibat keluarnya data ekonomi Amerika Serikat yang melemah.

Sepinya pasar juga karena pelaku masih menunggu laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai laju inflasi 2010 yang diperkirakan akan meningkat.

Pelaku pasar masih menunggu perkembangan pasar domestik, setelah ad bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya didukung sektor konsumsi tapi juga sektor produksi yang mulai berjalan.

Pemerintah diharapkan dapat mempercepat pencairan anggaran belanja modal sehingga pertumbuhan ekonomi akan semakin cepat, katanya.

(H-CS/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010