Pengaturan dan pengetatan-pengetatan tersebut perlu dilakukan karena saat ini kami tengah berupaya semaksimal mungkin untuk menurunkan grafik kasus

Yogyakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta mengingatkan agar pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) ketat di berbagai kegiatan yang berpotensi menimbulkan keramaian, salah satunya Pasar Ramadhan, untuk dilakukan disiplin bahkan diperketat sebagai upaya agar tidak terjadi penularan COVID-19.

"Kami mendapat laporan bahwa banyak Pasar Ramadhan yang sudah bisa menjalankan protokol kesehatan dengan baik, salah satunya mengantisipasi potensi kerumunan. Tetapi, ada pula yang perlu perhatian," kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, panitia penyelenggara Pasar Ramadhan sudah memiliki persiapan yang cukup baik untuk pelaksanaan protokol kesehatan, namun kondisi di lapangan masih terjadi kerumunan sehingga perlu dilakukan evaluasi secepatnya terhadap mekanismenya.

Sejumlah upaya yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi kerumunan di antaranya pembatasan jumlah pedagang, pembatasan jumlah pengunjung, pembatasan jam buka, hingga pengaturan arus lalu lintas menjadi searah.

"Pengaturan dan pengetatan-pengetatan tersebut perlu dilakukan karena saat ini kami tengah berupaya semaksimal mungkin untuk menurunkan grafik kasus," katanya.

Ia pun memberikan apresiasi kepada takmir (pengurus) masjid yang mampu menyelenggarakan kegiatan di bulan Ramadhan 1422 Hijriah dengan protokol kesehatan ketat karena jika abai dan tidak disiplin terhadap protokol kesehatan maka rentan menularkan ke anggota keluarga di rumah.

Salah satu Pasar Ramadhan di Kota Yogyakarta berada di Kecamatan Mantrijeron. Camat Mantrijeron, Affrio Sunarno mengatakan, sudah melakukan rapat terkait persiapan pasar sore Ramadhan bersama takmir masjid, polsek dan koramil setempat.

Sejumlah aturan yang diberlakukan untuk pasar sore Ramadhan tahun ini adalah pembatasan lapak hingga 50 persen yaitu dari 356 menjadi 179 lapak. Jarak antarlapak minimal 2,5 meter, lalu lintas dibuat searah dari timur ke barat, mobil dilarang masuk, petugas berjaga dengan thermogun di pintu masuk.

"Kondisi di lapak relatif lancar karena makanan dibeli dan dibawa pulang. Kerumunan justru terjadi di masjid menjelang berbuka karena pembagian takjil dan shalat Maghrib," katanya.

Pihak kecamatan kemudian mengingatkan agar pembagian takil diatur dengan protokol kesehatan yang kemudian ditindaklanjuti dengan mengurangi jumlah takjil yang dibagikan dari 3.000 kotak menjadi 2.000 kotak. Takjil pun hanya diberikan kepada jamaah yang sudah duduk di area masjid.

Namun pada akhir pekan, kata dia, animo masyarakat untuk datang ke pasar sore Ramadhan cukup besar sehingga perlu dilakukan upaya untuk mengingatkan kembali agar setiap orang disiplin melakukan protokol kesehatan.

"Jika masyarakat abai terhadap protokol kesehatan, maka kami khawatir seluruh usaha untuk mencegah penularan akan sia-sia. Harapannya, disiplin menjadi kunci utama dan imbauannya menahan diri untuk tidak berkerumun," kata Affrio Sunarno.

Pada Sabtu (17/4), terdapat penambahan 33 kasus positif COVID-19 di Kota Yogyakarta sehingga total terdapat 346 kasus aktif, sebanyak 290 pasien di antaranya menjalankan isolasi dan 56 dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Jajanan "kicak" paling dicari di Pasar Ramadhan Kauman Yogyakarta

Baca juga: Masjid Jogokariyan Yogyakarta fasilitasi tes antigen cegah penularan

Baca juga: Ramadhan, Pasar mitra tani Yogyakarta alami kenaikan permintaan pangan

Baca juga: Aneka kuliner dijajakan di pasar Ramadhan Jogokaryan

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021