Jakarta (ANTARA  News)- Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta sesi Rabu siang tetap melemah, namun masih bertengger di level Rp9.070 per dolar seperti pada sesi pembukaan, karena aktivitas pasar yang lesu, akibat belum masuknya investor asing ke pasar uang.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp9.070-Rp9.080 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.050-Rp9.060 atau turun 20 poin.

Direktur Retail Banking Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan bahwa pelaku pasar masih aktif melepas rupiah ketimbang membeli, karena belum muncul faktor positif dari internal.

Tekanan negatif pasar terhadap rupiah muncul dari keluarnya data ekonomi Amerika Serikat yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS melemah, katanya.

Menurut dia, pelaku pasar juga menunggu laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai laju inflasi 2010 yang diperkirakan akan meningkat.

Akibatnya perdagangan di pasar uang agak mengendor, karena pelaku masih menahan diri, ucapnya.

Faktor utama yang membuat pasar lesu, lanjut dia karena belum muncul sentimen positif yang mendorong baik rupiah menguat.

"Kami optimis rupiah masih dapat bergerak naik, namun keberadaan Bank Indonesia (BI) di pasar kemungkinan membuat pergerakan kedua mata uang dalam kisaran sempit, katanya.

Pelaku pasar masih menunggu perkembangan pasar domestik, setelah Wakil Presiden Boediono mengatakan, pertumbuhan ekonomi tidak hanya didukung sektor konsumsi bahkan sektor produksi juga mulai berjalan.

Karena itu pemerintah harus dapat mempercepat pencairan anggaran belanja modal sehingga pertumbuhan ekonomi akan semakin cepat, katanya.

Ekonomi Indonesia akan dapat tumbuh di atas enam persen apabila semua sektor dapat berjalan dengan baik yang

mendorong pergerakan rupiah terhadap dolar makin membaik dan dapat mencapai angka Rp9.000 per dolar AS.
(T.H-CS/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010