"Kita akan bersikap proporsional terhadap pemerintah dan itu sudah menjadi watak Muhammadiyah," kata Din kepada pers usai terpilih sebagai ketua umum, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu.
Menurutnya, Muhammadiyah selalu baik dengan pemerintah karena organisasi Islam tertua di Indonesia itu ikut mendirikan negara, maka komitmen terhadap negara dan bangsa bersifat substansif, sejati dan institusional kepada negara dan pemerintah.
Dia mengatakan, oleh sebab itu siapapun presiden dan pemerintah, Muhammadiyah tetap loyal kepada pemerintah dan negara.
Tapi, sebagai organisasi dakwah "Amar ma`ruf nahi munkar", Muhammadiyah tidak akan berhenti untuk "amar ma`ruf nahi munkar" dengan cara mengkritik pemerintah jika salah, lanjutnya.
"Inilah yang saya sebutkan hubungan proporsional atas dasar loyal kritis antara Muhammadiyah dan pemerintah," kata Din.
Menurutnya, jika Muhammadiyah mengkritik pemerintah maka itu berarti mencintai dan menyayangi pemerintah.
Dengan sikapnya seperti itu, dia mengatakan sekarang terserah kepada pemerintah, kepada petinggi negara bagaimana sikap terhadap Muhamamdiyah.
"Tapi saya tetap berkeyakinan sikap pemerintah terhadap kita pasti akan selalu baik," tegasnya.
Mengenai hubungan Muhammadiyah dengan Partai Amanat Nasional (PAN) atau partai politik lainnya, Din tegas menyatakan bahwa Muhammadiyah "Tidak ada memiliki hubungan dengan partai politik manapun." (*)
A025*E001/AR09
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010