"Dalam kunjungan tersebut, selain mempererat kerjasama militer kedua negara, khususnya angkatan laut, Kasal juga menjajaki kerjasama industri pertahanan laut dan pengadaa kapal selam," kata juru bicara TNI AL Laksamana Pertama TNI Herry Setianegara kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Herry mengatakan, saat ini TNI AL masih memproses tender ulang pengadaan dua kapal selam baru karena rencana pengadaan sebelumnya ternyata belum disetujui.
Herry menegaskan, TNI AL belum memastikan dari negara mana kedua kapal selam baru itu akan diadakan.
"Karena itu kami masih terus melakukan penjajakan ke sejumlah negara termasuk Korea Selatan dan China," katanya.
Pengadaan dua unit kapal selam itu dibiayai fasilitas Kredit Ekspor (KE) senilai 700 juta dolar Amerika Serikat yang diperoleh dari fasilitas pinjaman luar negeri di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2004-2009.
"Kami sudah tentukan spesifikasi teknisnya, serta kemampuan dan efek penggentar yang lebih dari yang dimiliki negara tetangga," kata Herry.
Pada tender pertama, dari empat negara produsen kapal selam yang mengajukan tawaran produk mereka, seperti Jerman, Perancis, Korea Selatan, dan Rusia, TNI AL telah menetapkan dua negara produsen sesuai kebutuhan yaitu Korea Selatan dan Rusia.
Rencananya, TNI AL akan menguji kembali spesifikasi kapal selam dari dua pilihan itu agar sesuai dengan kebutuhan TNI Angkatan Laut.(*)
R018//A011/AR09
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010