Evakuasi warga pendatang yang mayoritas guru dan tenaga kesehatan di Beoga Kabupaten Puncak ini penting demi keselamatan mereka.
Jayapura (ANTARA) - Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal meminta pihak keamanan segera mengendalikan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak pascapenembakan dua guru di wilayah itu.
"Pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan mesti kembali berjalan normal secepatnya. Masyarakat kita juga minta untuk membantu supaya aktivitas bisa kembali normal di sana," kata Wagub Klemen Tinal melalui laman pemerintah, Sabtu.
Kendati demikian, Wagub mendukung upaya evakuasi warga pendatang di Distrik Beoga yang terus dilakukan aparat keamanan setempat dalam 2 hari terakhir terhitung ada 40 warga yang dievakuasi keluar Beoga.
"Evakuasi warga pendatang yang mayoritas guru dan tenaga kesehatan di Beoga Kabupaten Puncak ini penting demi keselamatan mereka. Warga asli setempat juga diharapkan informaikut membantu upaya evakuasi itu," ujarnya.
Baca juga: Satgas Nemangkawi TNI/Polri berhasil kendalikan situasi Beoga Puncak
Tindakan kekerasan dengan alasan apa pun yang dilakukan oleh KKB terhadap para guru, kata Wagub Klemen Tinal, merupakan tindakan yang salah.
Apalagi, kata dia, korbannya adalah tenaga pengajar yang berjuang untuk mencerdaskan anak-anak putra Papua di Beoga, Kabupaten Puncak yang merupakan generasi penerus bangsa.
"Wilayah pegunungan Papua ini terlambat mengenyam pendidikan karena pengajaran agama yang lebih dahulu masuk ke sana. Jadi, siapa pun jangan kacaukan pendidikan dengan membunuh guru supaya anak-anak kita bisa pintar dan maju," katanya menegaskan.
Dua tenaga guru di Beoga Kabupaten Puncak menjadi korban penembakan kelompok kriminal bersenjata bernama Oktovianus Rayo dan Yonathan Randen
Hingga kini berdasarkan informasi, aparat gabungan TNI/Polri yang tergabung dalam Satgas Ops Nemangkawi telah berhasil mengendalikan keamanan di Beoga.
Baca juga: Polri: Kondisi terkini Beoga kembali normal
Pewarta: Muhsidin
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021