“KAA hendaknya dihidupkan lagi, dijadikan platform atau wadah untuk mengedepankan posisi negara-negara berkembang yang menuntut kesetaraan hak atas vaksin,” kata Dinna saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Jumat.
Praktisi yang juga merupakan pengajar hubungan internasional itu menambahkan bahwa KAA memiliki keunikan tersendiri karena ideologi yang dianutnya adalah pengakuan atas kesetaraan hak antar bangsa, "alih-alih siapa yang dapat membayar berapa, atau siapa mau mengikuti siapa."
Untuk itu, menurut dia, KAA juga dapat menjadi wadah bagi upaya-upaya penanggulangan pandemi COVID-19 secara sinergis antar negara.
Baca juga: Menlu Retno tolak penimbunan dan nasionalisme vaksin
Dia menegaskan bahwa Konferensi Asia Afrika menjadi pengingat bahwa dalam kondisi keterpurukan, negara-negara berkembang perlu kembali merujuk pada solidaritas sebagai sesama negara yang menginginkan perdamaian dan penghormatan atas harkat dan martabat manusia, penghormatan atas kedaulatan negara, dan persamaan semua suku bangsa -- baik besar maupun kecil.
Oleh karena itu, semangat Dasa Sila Bandung, yang merupakan hasil pertemuan KAA pertama pada 18 hingga 24 April 1955, perlu diangkat kembali.
“Agar dalam situasi tertekan akibat COVID-19 dan globalisasi yang ternyata tidak sepenuhnya memanusiakan bangsa-bangsa secara adil, negara-negara tidak mengedepankan kepentingan sesaat dan sempit dan jalan sendiri-sendiri,” ujarnya.
Adapun ‘Kemanusiaan dan Solidaritas’ menjadi tema yang diangkat oleh Kementerian Luar Negeri RI dalam memperingati 66 tahun Konferensi Asia Afrika pada 2021.
“Persamaan nasib dan semangat solidaritas yang melahirkan konferensi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika 66 tahun silam kembali menemukan relevansinya di saat dunia bersama-sama membangun solidaritas untuk berjuang menghadapi pandemi,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri RI, seperti dikutip dari laman resmi kemlu.go.id.
Baca juga: 110 bendera dipasang di Gedung Merdeka Bandung peringati 66 tahun KAA
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2021