"Kita bersama organisasi pers lainnya akan terus pantau dan melihat apakah ada kaitan antara peristiwa itu dengan pemberitaan Majalah Tempo," kata Ketua AJI Nezar Patria ketika dihubungi ANTARA News, Selasa.
Tempo pekan lalu menyiarkan laporan utama berjudul "Rekening Gendut Perwira Polisi" yang membuat berang para petinggi Polisi. Polisi telah mengadukan Majalah Tempo ke Dewan Pers.
Menurut Nezar, polisi harus secara sungguh-sungguh mengungkap motif di balik pelemparan dua bom molotov ke kantor Majalah Tempo, Jalan Proklamasi No. 72, Jakarta Pusat, itu untuk menghidari prasangka buruk dari masyarakat.
"Polisi harus serius mengungkap motif pelemparan bom molotov di kantor Majalah Tempo agar masyarakat tidak berprasangka buruk terhadap polisi," katanya.
Nezar menjelaskan bahwa aksi teror bom molotov terhadap Kantor Majalah Tempo belum bisa dikaitkan dengan pemberitaan Tempo tentang rekening perwira Polisi itu.
"Kita belum tahu apa motifnya, apakah terkait dengan pemberitaan Tempo atau tidak," ujar Nezar.
"Jika terkait maka itu adalah masalah yang sangat serius bagi kemerdekaan pers di Indonesia," tegas Nezar kemudian.
Akan tetapi, menurut Nezar, yang perlu diwaspadai adalah mereka yang mencoba memancing di tengah kekeruhan hubungan antara Polisi dan Tempo.
"Ada dua kemungkinan, pertama mereka yang mencari keuntungan dari perselisihan antara Tempo dan Polisi. Kedua kriminal biasa yang tidak terkait pemberitaan," tambah Nezar.
"Polisi secara institusi tentu tidak mungkin, tetapi oknum tertentu bisa jadi berusaha untuk mencari keuntungan dari peristiwa itu," papar Nezar lebih jauh.
(ber/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010