Pamekasan (ANTARA News) - Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Syafii, menyatakan, sikap reaktif institusi Polri atas majalah Tempo yang mengupas rekening gendut perwira Polri, menunjukkan bahwa polisi belum sepenuhnya reformis.
"Seharusnya polisi tidak perlu reaktif seperti itu dengan berencana menuntut pihak majalah Tempo. Justru harus berterima kasih karena telah membantu mengungkap fakta tersembunyi selama ini," katanya.
Seusai mengikuti dialog interaktif berthema: "Peran Pers Dalam Mewujudkan Transparansi Publik" di kantor Sekretariat HMI di Jalan Pintu Gerbang Pamekasan, Senin malam, Syafii menyatakan, sikap reaktif Polri terhadap majalah Tempo menunjuk bahwa institusi tersebut belum dewasa dan masih cendrung emosional.
Disatu sisi, kata mahasiswa Universitas Madura (Unira) ini, dengan memfokuskan pada persoalan untuk mengusut majalah Tempo hanya karena ia tersinggung, mengindikasikan bahwa polisi tidak mau mengusut substansi persoalan yang sebenarnya terjadi.
"Seharusnya kalau sudah seperti itu, mereka langsung memeriksa siapa saja yang diinformasikan memiliki rekening gendut itu," kata Syafii.
Bahkan, Syafii juga menyarankan, pengusutan tidak hanya dilakukan di lembaga tertinggi institusi Polri, namun ke semua tingkatan. Mulai dari Mabes, Polda, hingga di jajaran Polres.
Ini, kata Syafii, perlu dilakukan, jika institusi Polri benar-benar memiliki niat baik untuk mengubah institusinya bersih dalam pandangan masyarakat.
"Intinya polisi harus berani "menelanjangi dirinya" sehingga tidak ada lagi kesan negatif masyarakat terhadap institusi tersebut," kata Syafii.
Syafii lebih lanjut menyatakan, sikap tersinggung Polri dan rencana melakukan ke pihak majalah Tempo disatu sisi menunjukkan adanya upaya pengebirian terhadap media dalam menjalankan tugasnya sebagai kontrol sosial. (Ant/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010