Beberapa organisasi internasional menyerang Libya karena apa yang mereka katakan sebagai perlakuan kerasnya pada warga negara Afrika lainnya yang akhirnya masuk dalam tahanan di negara itu, sebagai tawanan atau imigran gelap.
Bulan lalu, anggota OPEC Libya menandatangani perjanjian mengenai kerja sama pengadilan dengan junta militer yang memerintah Niger, yang merupakan pengekspor besar uranium.
"Seratus-sebelas tawanan dari Niger telah meninggalkan bandara Metigua (di luar Tripoli), pagi hari ini untuk pulang ke negara mereka berdasarkan perjanjian kerja sama pengadilan antara kedua negara," kata Yana.
Seorang pejabat Libya, seperti dikutip Jana, mengatakan bahwa 150 tawanan lain dari Niger meninggalkan Libya Senin malam.
"Ada tawanan lagi dari Niger di penjara-penjara Libya yang akan dipulangkan ketika prosedur yang dibutuhkan telah lengkap," tambah pejabat yang tak menyebut nama itu, seperti dikutip oleh Jana.
Kantor berita itu tidak memberikan perincian lagi dan tidak mengatakan bagaimana nasib 12 warga Niger yang sedang menunggu eksekusi di Libya. (S008/M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010