"Almarhum sempat menjalani perawatan selama empat hari, namun tim dokter tidak berhasil menyelamatkannya," kata Gede Aryantha Soetama, keluarga almarhum di Denpasar, Senin.
Almarhum Mari Nabeshima menghembuskan napas terakhir di RSUD Wangaya Denpasar pada hari Minggu (4/7) pukul 08.00 Wita.
Wanita kelahiran Jepang yang juga seniman itu sebelum masuk rumah sakit sempat tampil sebagai musisi pendukung pagelaran seni pada Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-32 yang tengah berlangsung di Taman Budaya Denpasar.
Selain itu, juga mendukung pagelaran musik etnik fusion "Tajen" yang dipersembahkan oleh Abiyoga group di gedung Kesiarnawa Taman Budaya Denpasar pada hari Sabtu (26/6).
Mari Nabeshima dua hari sebelum masuk rumah sakit sempat menghadiri undangan khusus dari panitia seminar musik di Yogyakarta pada hari Senin (28/6).
Almarhum yang sangat mencinta seni budaya Bali itu sangat gigih memelajari berbagai jenis musik tradisional Bali, antara lain gender wayang dan berbagai jenis tari Bali.
Berkat kegigihannya ia mampu memainkan gamelan Bali dan menguasai berbagai jenis tari dengan sempurna.
Kadek Suardana, ketua yayasan Arti Denpasar juga mendorong istrinya mempelajari dan mendalami seni budaya Bali.
Jenazah almahum kini disemayangkan di rumah duka jalan Patimura Denpasar menunggu prosesi pengabenan (pembakaran jenazah) yang akan dilakukan di kuburan Badung pada hari Jumat, 9 Juli mendatang.
Sementara upacara "Nyiramin" (memandikan) jenazah akan dilakukan Kamis (8/7).
Wakil Gubernur Bali AAN Puspayoga dan Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra yang sempat meelayat ke rumah duka untuk menyatakan turut berbela sungkawa dan berharap keluarga yang ditinggalkan tetap tabah.
Almarhum bersama suaminya I Kadek Suardana adalah bagian dari seniman di Denpasar yang sangat kreatif dan senantiasa terlibat dalam kegiatan seni budaya di Kota Denpasar dan Bali pada umumnya.
(T.I006/R014/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010