Mogadishu (ANTARA News) - Bentrokan meletus antara gerilyawan dan tentara pemerintah, Ahad, ketika sebuah bom ditargetkan terhadap seorang pejabat senior, dengan sedikitnya 12 orang tewas dalam kekerasan itu, kata beberapa pejabat dan saksi.

Gerilyawan dari gerakan Ash-Shabaab, yang diilhami Al Qaida, telah menyerang barak yang menampung tentara setempat dan penjaga perdamaian Uni Afrika di Mogadishu, yang memicu baku-tembak gencar dan serangan artileri yang menyebabkan tujuh warga sipil tewas, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Tembakan artileri mengenai sebuah rumah di distrik Shibis dan menewasksn lima orang, tiga dari mereka dari keluarga yang sama. Enam-belas orang yang lain juga terluka dalam insiden lain di lingkungan itu," kata saksi Adan Muhidin.

Ia menyatakan sebagian besar dari korban adalah warga sipil yang terperangkap di tempat itu sejak gelombang terakhir pertempuran di distrik Abdulaziz dan Shibis di Mogadishu utara dimulai Kamis.

Saksi lain, Aisha Mohamed Isa, menuturkan ia melihat dua warga sipil lain terperangkap dalam tembak-menembak itu, termasuk seorang wanita tua yang tewas di rumahnya. Beberapa saksi lain memastikan korban itu.

Seorang jurubicara Ash-Shabaab di Mogadishu, Sheikh Abdaziz Abu-Musab, mengklaim kemenangan dalam pertempuran Ahad.

"Kami telah menyerang barak pasukan kafir yang didukung oleh milisi pemerintah pagi ini, kami desak mereka mundur dan dengan kehendak Allah, pasukan kami mendapat kemenangan," ujar Abu Musab kepada wartawan.

Jurubicara Kementerian Penerangan Somalia Abdirizak Qeylow mengkonfirmasi pertempuran itu tapi membantah pasukannya kalah.

Secara terpisah sebuah bom menghantam sebuah mobil seorang pejabat kementerian keuangan di distrik Hamarweyn di Mogadishu selatan, Ahad, menewaskan lima orang, termasuk tiga tentara pemerintah Somalia.

"Pejabat itu selamat dari serangan yang ditujukan untuk membunuhnya," kata komisaris distrik Abdulahi Ibrahim Sahal.

Korban-korban itu jatuh setelah 31 orang tewas dalam pertempuran Kamis dan Jumat di Mogadishu.

Gerilyawan garis keras Shabaab menguasai sebagian besar dari negara itu dan telah terperangkap dalam gerak maju-mundur militer dengan pemerintah yang didukung Barat selama berbulan-bulan untuk menguasai ibukota di tepi laut itu.

Somalia telah dicabik oleh perang saudara sejak 1991.
(S008/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010