Per Januari 2021 sudah ada 3.152 pelanggan dengan total kapasitas terpasang mencapai 22.632 Mega Watt peak (MWp)Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dipasang di atap bangunan menjadi kunci keberhasilan pertumbuhan energi hijau dalam target bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025.
"Per Januari 2021 sudah ada 3.152 pelanggan dengan total kapasitas terpasang mencapai 22.632 Mega Watt peak (MWp)," kata Dadan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Kementerian ESDM: Pemerintah jadikan listrik surya penopang bauran EBT
Selanjutnya ada PLTS atap Danone Aqua sebesar 3 MWp, PLTS atap refenery unit 3,36 MWp, PLTS atap Sei Mangkei 2 MWp, PLTS atap Kementerian ESDM 869 kWp, PLTS atap Angkasa Pura II 241 kWp, dan PLTS atap SPBU Pertamina 52 kWp.
"Perhitungan ini belum termasuk pelanggan rumah tangga yang trennya semakin naik. Kami optimis terhadap peluang tenaga surya ini," kata Dadan.
Penambahan pembangkit PLTS atap yang masif, lanjut dia, mampu menekan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 3,2 juta karbondioksida ekuivalen.
Baca juga: PLTS atap dinilai solusi penuhi target bauran EBT 23 persen
"Kami sedang menyelaraskan regulasi melalui Peraturan Presiden mengenai tarif listrik EBT dan revisi Peraturan Menteri ESDM agar orang lebih tertarik investasi. Khusus PLTS atap, tahun ini kami menargetkan 70 MW dari realisasi tahun 2020 sebesar 13,4 MW," kata Dadan.
Diketahui, energi surya sendiri terbilang memiliki potensi paling besar di Indonesia yakni sekitar 207,8 GW. Pemerintah menargetkan akan ada penambahan pembangkit listrik surya sebesar 138,8 MW.
Baca juga: Anggota DPR: Genjot pemanfaatan listrik dari tenaga surya
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021