Saksi mata Dedi Supriyadi (68) mengatakan sebelum angin puting beliung menerpa kawasan `Tasik Festival`, hujan deras disertai petir sempat membuat seluruh pengunjung yang cukup ramai di akhir pekan panik.
"Suara petir keras sekali, dan datang angin besar merusak stand hingga roboh, saya juga takut melihatnya," katanya.
Ia yang menempati tenda tidak roboh, melihat langsung peristiwa angin besar menerpa tenda disampingnya hingga para pengunjung dan penjaga produk di dalam tenda tersebut berhamburan keluar.
`Tasik Festival` yang digelar di lapangan terbuka tersebut, kata Dedi, angin puting beliung datang berputar dari arah barat yang berlangsung cukup cepat merobohkan tenda.
Bahkan ia juga melihat salah seorang wanita penjaga produk dagangannya berlari menyelamatkan diri sebelum tenda yang ditempatinya roboh.
"Untung penjaga itu selamat karena lari keluar tenda," katanya.
Pasca terpaan angin puting beliung, seluruh penjaga berbagai produk dagangan membereskan barang-barang yang berantakan akibat tertimpa tenda.
Sementara itu di tempat berbeda dua rumah penduduk Kampung Gunung Cieuri RT 04 RW 10 Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung rusak diterpa angin puting beliung.
Salah satu pemilik rumah yang rusak yakni Uya Sukarya yang mengalami kerusakan genting rumahnya berjatuhan saat hujan disertai angin menerpa rumahnya.
Sementara satu rumah yang mengalami kerusakan tidak jauh dari rumah Uya, Nining mengalami keruskan bagian tembok rumahnya yang roboh.
Ketua RT setempat Edi Yusuf, mengatakan peristiwa tersebut warga langsung melakukan gotong royong membereskan puing-puing rumah dan genting yang rusak diterpa angin puting beliung.
"Angin itu datangnya tiba-tiba saja, cuma dua rumah yang rusak, untungnya tidak ada korban," katanya.(*)
(Ant/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010