Mataram (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono menunggu kepastian PT PLN tentang penghentian pemadaman listrik bergilir sebelum berkunjung ke wilayah Nusa Tenggara Barat.
"Informasi yang kami terima, Wapres menunda kunjungan karena masih menunggu laporan Direktur Utama PT PLN tentang penghentian pemadaman bergilir secara nasional, termasuk di Pulau Lombok," kata Juru Bicara Pemerinah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Moh Faozal di Mataram, Sabtu.
Ia mengatakan, semula rencana kunjungan Wapres Boediono ke wilayah NTB dijadwalkan 25-26 Juni yang kemudian ditunda ke 2-3 Juli 2010.
Rencana kunjungan perdana Wapres Boediono di wilayah NTB itu ditunda lagi dan sangat tergantung laporan Direktur Utama PT PLN (Persero) Dahlan Iskan tentang kepastian penghentian pemadaman bergilir.
Secara nasional, penghentian pemadaman bergilir hanya tinggal Pulau Lombok yang belum dipastikan, daerah lainnya dijamin bebas pemadaman bergilir.
"Karena Pulau Lombok yang terakhir, maka Pak Wapres ingin meluncurkan program `Indonesia Bebas Pemadaman Bergilir` saat berkunjung ke wilayah NTB," ujarnya.
Faozal mengatakan, manajemen PT PLN Wilayah NTB sudah menjelaskan ke publik melalui media massa pada Jumat (2/7) bahwa pemadaman bergilir di wilayah NTB sudah berakhir terhitung mulai 1 Juli 2010.
Manager SDM dan Komunikasi Hukum Administrasi PT PLN Wilayah NTB Ahmad Zudjadj, yang didampingi Manager Bidang Niaga dan Pelayanan Pelanggan PT PLN Wilayah NTB Anggoro Tjiptoharto, melaporkan bahwa daya mampu jaringan listrik PLN di daerah itu sudah mengimbangi beban puncak.
PLN Wilayah NTB membawahi manajemen PLN Cabang Mataram (administrasi), Sektor Lombok, Sistem Bima dan Sistem Sumbawa.
Kini, beban puncak Sektor Lombok yang mencapai 110,2 MW lebih sudah dapat diimbangi dengan daya mampu yang relatif sama sehingga devisit pasokan listrik tertangani dan pemadaman bergilir diakhiri.
Akhir Juni lalu, devisit masih 25 MW dan upaya yang ditempuh berupa pengoperasian 24 unit mesin sewa berkapasitas 20 MW, dan mengoptimalkan fungsi mesin dua mesin listrik milik PLN sehingga devisit teratasi.
Sementara daya mampu pembangkit listrik di Sistem Sumbawa (melayani wilayah Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat) mencapai 21 MW namun beban puncak telah mencapai 23,9 MW sehingga terjadi kekurangan 2,9 MW.
Sedangkan daya mampu Sistem Bima (melayani wilayah Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu) sebesar 20,3 MW namun beban puncaknya telah mencapai 24,2 MW, sehingga terjadi kekurangan 3,7 MW lebih.
Untuk mengatasi devisit energi listrik sebesar 6,6 MW di Sistem Sumbawa dan Bima itu, ditempuh penyewaan mesin sewa dan sudah terealisasi tanggal 30 Juni lalu.
Namun, tambah Faozal, Dirut PT PLN Dahlan Iskan ingin memastikan sendiri kondisi kelistrikan di wilayah NTB itu sehingga mulai 5-7 Juli hendak "road show" dari Bima Pulau Sumbawa hingga Mataram Pulau Lombok.
"Pak Dahlan ingin memastikan apakah pemadaman bergilir memang sudah berakhir agar dapat menyampaikan laporan kepada Pak Wapres sehingga peluncuran `Indonesia Bebas Pemadaman Bergilir` itu dapat digelar saat berkunjung ke wilayah NTB," ujarnya.
Dengan demikian, tambah Faozal, kepastian rencana kunjungan Wapres Boediono ke wilayah NTB akan diketahui setelah kunjungan Direktur Utama PT PLN ke NTB, 5-7 Juli 2010.
(ANT/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010