Ke-11 orang relawan dari berbagai fakultas di Unair diberangkatkan untuk menyusul kapal RSTKA yang sudah berada di lokasi.

Surabaya (ANTARA) - Universitas Airlangga Surabaya memberangkatkan relawan yang tergabung dalam Tim Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga untuk membantu penanganan bencana di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Ada 11 relawan yang diberangkat untuk melaksanakan misi kemanusiaan badai siklon tropis seroja yang melanda beberapa wilayah di NTT pada hari Minggu (4/4) dini hari," kata Direktur RSTKA dr. Agus Harianto di Surabaya, Rabu.

Selama di NTT relawan RSTKA tak hanya memberi pelayanan kesehatan dasar dan spesialistik, namun juga melakukan pemulihan kesehatan jiwa dan pendampingan pemulihan ekonomi keluarga terdampak.
Baca juga: 18 dokter dan Rumah Sakit Terapung Unair dikirim ke Sulbar
Baca juga: Alumni FK Unair luncurkan RS Terapung

"Pendekatan pelayanan seperti yang dilakukan RSTKA memang bisa menjadi solusi bagi pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan bagi korban banjir NTT," ucapnya.

Selain kegiatan pelayanan kesehatan rujukan sebagai fokus utama, RSTKA juga melakukan kegiatan-kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat, pendidikan, konservasi lingkungan, penelitian, dan lainnya.

"Musibah banjir di NTT merupakan panggilan kemanusiaan, RSTKA menyediakan diri untuk menghimpun bantuan-bantuan, baik berupa makanan, obat-obatan, maupuntenaga relawan guna membantu korban banjir," tutur dia.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Unair Prof. dr. Budi Santoso menambahkan fungsi perguruan tinggi tak hanya pendidikan dan penelitian, tetapi juga meliputi pengabdian masyarakat.

Adapun pengiriman relawan tersebut merupakan wujud komitmen fakultas-fakultas Unair untuk berkontribusi dalam bencana alam.

"Kami menekankan berangkat tak hanya mengurusi medis. Di Mamuju, kami memberangkatkan berbagai fakultas karena kami juga menangani berbagai aspek pascabencana," katanya.
Baca juga: Wagub NTT: Korban meninggal akibat Siklon Tropis Seroja capai 181 jiwa

Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021