Bekasi (ANTARA News) - Kepala Polres Metro Kota Bekasi Kombes Imam Sugianto telah menginstruksikan kepala kepolisian sektor setempat untuk merazia dan mencari pihak-pihak yang melakukan pengoplosan gas.
"Instruksi sudah kita berikan dan aparat di lapangan sudah bergerak, hanya saja hingga sekarang belum ada temuan," katanya kepada wartawan di Bekasi, Jumat (2/7).
Selain razia pengoplosan gas, pihaknya juga menugaskan jajarannya untuk mencari pelaku dengan modus mengisi ulang gas serta tempat pembuatan peralatan gas ilegal yang menjadi pemicu sejumlah ledakan di daerah itu.
Dari beberapa tempat yang sudah didatangi, katana, sejauh ini semuanya legal. Meski begitu ia berkeyakinan ada tempat-tempat pengoplosan gas yang tidak memiliki izin ikut beroperasi.
Dalam beberapa kali kejadian ledakan gas di daerah itu, beberapa orang yang akan dijadikan tersangka ternyata sudah lebih dulu meninggal akibat luka-luka bakar yang dideritanya.
Ledakan gas di Kota Bekasi yang tercatat setidaknya telah mencapai lebih dari 10 kali, yang mengakibatkan 20-an orang luka bakar.
Penyebab ledakan gas diduga adanya tabung palsu bukan milik Pertamina berikut regulator, selang dan asesoris yang berkualitas rendah.
"Penyebab dari sejumlah ledakan gas dugaannya mengarah kesana selain dari masyarakat sendiri yang tidak tanggap dalam menempatkan tabung serta ventilasinya," katanya.
Ia mengatakan, warga di Kota Bekasi diminta waspada dengan tabung gas sehubungan terjadinya beberapa kali ledakan hingga menyebabkan korban luka-luka dan kerusakan bangunan.
Kapolres menyatakan telah memerintahkan aparatnya mendata agen penjualan dan pengisian tabung gas sekaligus meneliti izin serta kemungkinan ada perbuatan pidana di dalamnya.
"Kami menengarai ada upaya memindahkan isi dalam tabung gas ukuran 12 kg ke tabung ukuran 3 kg. Kegiatan tersebut jelas menyalahi aturan dan tidak bisa dilakukan sembarangan orang," ujarnya.
Dari catatan aparat beberapa ledakan gas terjadi seperti di Ruko Jembatan Sembilan Rawa Lumbu yang mengakibatkan empat orang menderita luka.
Purwadi (31) selaku pemilik usaha, Suroto, Surkijan dan Suheri menderita luka bakar akibat ledakan, sedangkan Neni Rahayu yang tinggal di sebelah tempat kejadian menderita luka di beberapa bagian tubuh.
Sebelumnya ledakan gas juga terjadi di perumahan Taman Firdaus IV blok E No 1, Jatiasih Kota Bekasi, yang mengakibatkan empat orang luka bakar.
Kejadian lain di kantin SDN 3 Marga Mulya yang menyebabkan Syarif (50) seorang penjual sayuran menderita luka bakar dan kejadian lainnya.
Ia menyatakan, aparat tidak ingin kejadian yang sama terulang kembali karena dampak yang ditimbulkan tidak hanya terhadap pelaku tapi juga warga yang tinggal di sekitarnya.
Wakil Presiden Komunikasi Pertamina Basuki Trikora Putra, di Bekasi mengatakan, ledakan yang terjadi bukan berasal dari tabung gas melainkan dari gas yang bocor baik melalui selang maupun asesorisnya.
Pertamina menyediakan tabung gas yang sudah memenuhi persyaratan setelah dilakukan uji produknya dan bila tabung digunakan dengan benar tidak akan sampai menimbulkan ledakan.
Ia mengatakan, kini ada sebanyak 45 juta tabung gas ukuran 3 Kg yang beredar dan tabung tersebut memiliki masa pakai yang perlu uji penekanan gas setelah digunakan tiga tahun.
"Bila tabung digunakan dengan benar dan ditempatkan pada permukaan datar serta dirawat maka tidak akan terjadi ledakan gas," ujarnya.(M027/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010