Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menawarkan kompor gas yang menyatu dengan tabungnya sehingga jauh lebih aman karena selain disainnya lebih menjamin dari kebocoran,maka masyarakat juga cukup mengontrol satu titik.
"Ledakan gas akibat kebocoran kebanyakan karena kesalahan manusia karena masyarakat harus mengontrol tiga titik lemah yakni antara katup dengan regulator, antara regulator dengan selang, dan antara selang dengan kompor," kata Direktur Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi BPPT Dr Arya Rezavidi di Jakarta, Jumat.
Dengan disain kompor dan tabung gas tiga kg BPPT ini, maka selang dan regulator dihilangkan dan titik yang harus dikontrol masyarakat berkurang sehingga akan mengurangi risiko kebocoran akibat kesalahan manusia hingga sepertiganya.
Arya mengatakan, kompor yang bisa menyatu dengan tabung gas disain BPPT ini bisa lebih murah 10-20 persen karena harga kompornya hanya berkisar Rp70.000 dan Rp110.000 untuk tabung gas sedangkan harga kompor di pasar mencapai sekitar Rp150.000 dan tabung tiga kg Rp150.000 , belum termasuk selang dan regulator.
"Disain kompor di sini menyatu dengan katup, sehingga tak perlu selang dan regulator. Katupnya juga dengan ditanam di bawah sehingga lebih aman. Demikian pula mata kompornya, terbuat dari bahan kuningan yang kuat, tahan lama serta disain mata kompornya menjamin efisiensi pengapian. Juga dinding kompornya didisain kuat menahan tekanan yang besar," katanya.
Ditolak
Arya mengatakan, disain dan prototipe tabung dan kompor gas yang bisa disatukan ini sebenarnya sudah diajukan BPPT ke Kemperin dan Kemkop sejak 2006 sebelum pemerintah melakukan konversi dari minyak tanah ke gas.Tawaran BPPT ini tidak dipilih oleh pemerintah.
"Mungkin alasannya karena produsen terbiasa dengan rancangan kompor dan tabung 12kg yang biasa digunakan bersama selang dan regulator. Selain itu mungkin mereka khawatir kompor yang menyatu ini mudah panas karena diletakkan di atas tabung. Padahal justru kompor ini didisain tanpa selang sehingga jauh lebih aman," katanya.
Kecelakaan akibat meledaknya gas LPG yang bocor selain akibat peletakan tabung gas pada ruangan yang kurang ventilasi, buruknya kualitas komponen kompor, tabung, selang, regulator dan katupnya, juga akibat kecerobohan konsumen yang kurang pengetahuan tentang penggunaan kompor, tabung gas, selang dan regulator yang aman.
Ketika ditanya mengapa BPPT tidak mendisain kompor yang aman untuk disatukan dengan tabung yang sudah terlanjur beredar itu, Arya mengatakan, justru tabungnya juga sudah dirancang untuk menghapus penggunaan regulator dan selang.
(D009/A011)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010