Pamekasan (ANTARA News) - Seorang mucikari, Jumat, terlibat cekcok mulut dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, karena dinilai tebang pilih dalam melakukan penangkapan pekerja seks komersial (PSK).
Perempuan paruh baya ini datang ke kantor Satpol PP seorang diri di Jalan Pamong Praja, depan pendopo Bupati Pamekasan.
Ia langsung masuk ke kantor Satpol PP dan menemui Kasi Penegak Perda Satpol PP Pamekasan Samsuridjal Arifin yang saat itu sedang melakukan pemeriksaan terhadap dua PSK yang terjaring dalam operasi.
"Tidak adil, kenapa hanya anak buah kami yang ditangkap. Yang lain kok dibiarkan," kata perempuan itu dengan suara lantang sambil berkacak pinggang.
Dalam operasi pekerja seks komersial (PSK) yang melibatkan sebanyak 20 personel petugas Satpol PP di Pasar 17 Agustus Kelurahan Bugih, Pamekasan, Jumat itu, petugas berhasil menjaring dua PSK yang sedang mangkal di salah satu warung kopi di pasar itu. Keduanya berinisial TA (22) dan WL (30), asal Bondowoso.
Menurut Samsuridjal, operasi yang digelar Satpol PP ini sebenarnya merupakan operasi rutin guna mencegah segala bentuk pelanggaran, terutama yang berkaitan dengan penyakit masyarakat (pekat).
Ia juga membantah pihaknya telah melakukan tebang pilih sebagaimana tudingan mujikari tersebut.
"Yang lain tadi soalnya luput dari sasaran operasi. Kalau memang masih ada semuanya pasti akan kami tangkap," tegas Samsuridjal.
Perang mulut antara mujikari dengan petugas Satpol PP ini tidak berlangsung lama, setelah petugas memberikan penjelasan akan melakukan penangkapan kepada semua PSK.
Ia juga berhenti memprotes petugas ketiga Kasi Penegak Perda Samsuridjal menyatakan bahwa pihaknya juga bisa melakukan penangkapan terhadap dirinya karena telah mempekerjakan orang lain sebagai PSK.
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010