Singapura (ANTARA News) - Harga minyak bervariasi di perdagangan Asia, Jumat, karena lemahnya data ekonomi AS dan China, konsumen energi nomor satu dan dua di dunia, yang mengecilkan suasana hati investor, kata kalangan analis seperti dikutip AFP.

Kontrak utama minyak mentah jenis light sweet crude di New York untuk pengiriman Agustus naik 18 sen menjadi 73,13 dolar AS per barel, tapi minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman Agustus turun enam sen menjadi 72,28 dolar.

"Data terbaru ekonomi yang melemah di China dan AS telah memukul harga mentah minyak ... data yang melemah sangat mempengaruhi pasar minyak," kata Victor Shum, analis di kantor konsultan energi Purvin dan Gertz yang berbasis di Singapura.

Angka yang dirilis, Kamis, menunjukkan sektor industri China melambat dengan survei HSBC China Manufaktur PMI atau indeks pembelian manajer jatuh ke posisi 50,4 bulan lalu dari 52,7 pada bulan Mei.

Sebuah badan pemerintah di China mengatakan PMI turun menjadi 52,1 dari 53,9 bulan sebelumnya.Angka 50 adalah titik impas antara pertumbuhan dan kontraksi.

Sementara itu, AS memberikan genderang atas indikator buruk yang terus menggeret sentimen pasar.

Sektor manufaktur AS, yang telah menghela pemulihan ekonomi yang rapuh dari resesi selama hampir setahun, tumbuh terus selama 11 bulan di Juni tapi pada kecepatan lebih lambat dari yang diharapkan, menurut survei industri.

Institute of Supply Management (ISM) mengatakan PMI merosot ke 56,2 persen dari 59,7 persen pada bulan Mei.

Klaim baru untuk tunjangan pengangguran di AS melonjak lebih dari yang diharapkan pekan lalu, menurut data resmi, Kamis, mengenai laporan utama pekerjaan di Juni.

Tertunda penjualan rumah di AS yang merosot 30 persen pada Mei setelah sebuah 30 April menjadi batas akhir kredit pajak, lebih dari dua kali lipat perkiraan analis.

"Semua berita ekonomi buruk ... menimbulkan persepsi bahwapertumbuhan permintaan produk petroleum akan agak sedikit melambat beberapa bulan ke depan, terutama saat orang-orang mengandalkan pertumbuhan di Asia," kata Andy Lipow dari Asosiasi Minyak Lipow.(A027/H-CS)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010