Washington (ANTARA News) - Taliban Afghanistan telah menyangkal laporan yang menyebutkan jika pejabat seniornya melakukan pertemuan langsung dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, kata kelompok pengawas yang berkantor pusat di Amerika Serikat, Kamis.

Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengeluarkan sebuah pernyataan yang disiarkan di laman kelompok itu 30 Juni lalu, menyangkal laporan media bahwa dua pejabat senior Taliban --Sirajuddin Haqqani dan Anwar ul-Haq -- telah melakukan pertemuan dengan Karzai di Kabul, menurut SITE Intelligence Group, sebagaimana dikutip dari AFP.

Mujahid mengatakan bahwa dia menilai pemberitaan itu sebagai rencana musuh untuk memecah belah para pejuang Taliban yang melakukan kampanye militer teguh menentang pemerintah, dengan membuat mereka mempertanyakan para pemimpinnya.

"Musuh tidak dapat menyembuhkan kekalahan menyakitkan mereka di medan pertempuran dengan propaganda kosong seperti itu," katanya dalam pernyataan tersebut.

"Kerajaan Islam Afghanistan secara kuat menyangkal laporan yang tidak ada unsur kebenarannya sama sekali. Hal itu dinilai sebagai bagian dari rencana musuh yang ingin mengangkat moral dari pasukannya yang jatuh, dan di sisi lain ingin menciptakan lingkungan keraguan dan kecurigaan sehingga para pejuang tidak saling percaya satu sama lain," katanya dalam pernyataannya.

"Namun, upaya ini tidak bermanfaat bagi musuh."

Laporan dari jaringan televisi Al-Jazeera menyebutkan bahwa Karzai telah bertemu dengan Haqqani, yang memimpin jaringan Haqqani yang terkait dengan Al-Qaeda, di istananya di ibukota Afghanistan yang merupakan pendahuluan dari sebuah perundingan damai.

Haqqani dipandang sebagai salah satu pemimpin gerilyawan brutal di kawasan bermasalah itu.

Al Jazeera juga melaporkan bahwa perundinan itu telah dimediasi oleh pemimpin militer Pakistan Jenderal Ashfaq Kayani dan kepala badan intelijennya, Letnan Jenderal Ahmad Shuja Pasha.

Sangkalan Taliban itu senada dengan pernyataan Karzai, Senin, yang juga menolak laporan tentang terjadinya pertemuan dengan Taliban.

Juru bicara Karzai mengatakan bahwa laporan di Al Jazeera, Minggu, merupakan konspirasi untuk menghancurkan rencana perdamaian yang diawali oleh pemerintah untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir sembilan tahun.

"Laporan itu sama sekali tidak berdasar. Itu adalah kebohongan dan tidak ada unsur kebenarannya," kata Juru Bicara Waheed Omar kepada wartawan.

"Kami yakin bahwa ini adalah bagian dari kampanye yang sama untuk menghancurkan proses perdamaian dan menghancurkan proses yang akan segera kami mulai," kata dia, merujuk pada rencana Karzai untuk melakukan perundingan dengan Taliban.

Omar mengatakan pemerintah Karzai memiliki "syarat awal bagi setiap perundingan damai" dengan kelompok gerilyawan. Dia mengatakan para gerilyawan harus terlebih dahulu meninggalkan aksi kekerasan, menerima Konstitusi Afghanistan, dan menghentikan hubungan dengan "kelompok teroris internasional".

Sementara itu Juru Bicara Militer Pakistan Jenderal Athar Abbas juga menyangkal laporan itu. Ia mengatakan kepada AFP di Islamabad bahwa laporan itu "tidak berdasar dan tidak beralasan".
(G003/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010