Paris (ANTARA News) - Israel tampaknya akan sepakat dalam beberapa hari mendatang untuk mengembangkan cakupan arus masuk pasokan ke Jalur Gaza yang diblokade, menurut Utusan Khusus bagi Perdamaian Timur Tengah Tony Blair, Kamis.

Mantan Perdana Menteri Inggris Blair, yang mewakili kuartet diplomatik yang terdiri atas Uni Eropa, Amerika Serikat, PBB dan Rusia mengatakan bahwa dia berharap Israel akan menyelesaikan daftar produk yang dicekal dari Gaza ketika dia berkunjung ke kawasan itu dalam beberapa pekan mendatang, sebagaimana dikutip dari AFP.

Blair telah mengusulkan untuk mengganti rezim yang sekarang diterapkan oleh Israel --yaitu memberlakukan daftar yang berisi secara spesifik jenis-jenis barang yang boleh diimpor oleh warga Gaza dengan daftar baru yang hanya menjelaskan mengenai daftar barang-barang yang dilarang masuk ke Gaza, termasuk beberapa bahan bangunan tertentu.

"Saya sangat berharap ... dalam beberapa hari mendatang kami akan berada dalam posisi untuk memiliki daftar yang telah diselesaikan," kata Blair dalam konferensi pers setelah pertemuan mengenai bantuan bagi Palestina di Kementerian Luar Negeri Perancis.

"Sekali itu terjadi maka itu seharusnya menciptakan kerangka kerja menyeluruh yang sepenuhnya berbeda dalam operasi Gaza," tambahnya.

Tekanan pada Israeal atas kawasan miskin itu, yang sekarang dikendalikan oleh gerakan bersenjata Hamas, telah meningkat sejak pasukan Israel melakukan penyergapan berdarah kepada sebuah kapal bantuan kemanusiaan ke Gaza pada Mei lalu.

Amerika Serikat telah mencoba membuat pemimpin Palestina dan Israel untuk duduk di meja perundingan akhir tahun ini dan membicarakan perundingan perdamaian satu lawan satu, namun proses itu terbentur sejumlah isu, antara lain masalah perbatasan dan keamanan.

Bersama dengan Blair, pada Kamis, Ketua Hubungan Internasional Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan bahwa dia berharap dapat "secara cepat dan efektif" untuk mencapai kesepakatan agar negara-negara Eropa membantu mengawasi perbatasan Gaza.

Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad mengatakan setelah menghadiri pertemuan Paris bahwa "perundingan tidak langsung" yang didukung oleh Amerika Serikat sejauh ini gagal untuk meletakkan sebuah dasar bagi perundingan langsung.

"Apa yang paling penting adalah mulai melihat sejumlah kemajuan" dalam perundingan itu, katanya.
(G003/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010