London (ANTARA News) - Indonesia mendukung proses negosiasi damai Palestina-Israel ke arah two-state solutiondan siap bekerja sama dengan seluruh anggota masyarakat internasional dalam mencapai tujuan tersebut.
Keterangan yang disampaikan Dubes RI untuk Kerajaan Maroko, Tosari Widjaja, kepada koresponden ANTARA News London, Jumat, menyebutkan, pernyataannya itu disampaikan pada pidato sebagai kepala delegasi Indonesia di United Nations African Meeting on the Question of Palestine yang berlangsung di Rabat, Maroko, selama dua hari pada 1 dan 2 Juli 2010.
Tosari mengatakan, yang penting penyelesaian menyeluruh bukan hanya politik, tetapi juga masalah lainnya seperti perbatasan, air bersih, pemulangan pengungsi ke Tanah Air-nya.
Pada pertemuan yang dihadiri wakil dari PBB, organisasi internasional, dan negara-negara Afrika, Timur Tengah, negara Islam dan sejumlah negara lainnya, seperti Yunani, Prancis, Tosari Widjaja mengatakan, Indonesia tetap akan berpartisipasi dalam setiap upaya penyelesaian menyuluh perdamaian konflik Israel dan Arab.
"Israel jangan hanya menjadi penonton tetapi juga harus bersedia untuk melibatkan dalam perundingan penuju damai," ujar mantan anggota Komisi I DPR RI dan wakil Ketua Badan Pekerja MPR RI itu.
Untuk penyelesaian konflik intern di Palestina, Indonesia mendukung di bawah pimpinan Mesir, sedang di eksternal Israel harus berada di dalamnya, dan di kelompok ini Indonesia menyerahkan agar AS tampil sebagai pimpinan.
Menurut Dubes Tosari, Indonesia tetap akan ikut berpartisipasi pada setiap upaya penyelesaian menyeluruh perdamaian atas konlik Israel dan Arab. "Jangan lupa penyelesaian menyeluruh itu termasuk Jerussalem dan pengaturan keamanan," ujar salah satu tokoh Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia dan di dunia.
Dalam pernyataannya, Dubes Tosari Widjaja mengatakan, sebagai ketua delegasi Indonesia, ia memandang bahwa pertemuan ini terjadi di saat kritis di jalan menuju pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, yang juga merupakan impian Indonesia dan masyarakat internasional.
Dubes menyampaikan apresiasinya dari seluruh masyarakat Indonesia untuk Komite Palestina yang mengadakan pertemuan.
"Kami percaya tema pertemuan ini, `Penguatan dukungan Afrika Amerika untuk solusi yang adil dan abadi untuk Yerusalem`, sangat tepat karena kejadian yang berlangsung di Yerusalem sangat penting setiap upaya menyelesaikan konflik tersebut," ujarnya.
Indonesia berkeyakinan bahwa hanya dengan cermat bangunan, dan kemudian memelihara kepercayaan timbal balik untuk menegosiasikan isu-isu inti yang terlibat dalam konflik ini dapat itu pernah diselesaikan.
Sebagai bangsa yang mempertahankan komitmen berubah ke visi solusi dua-negara, kami selalu menjadi perhatian kedua belah pihak untuk pentingnya langkah-langkah pembangunan kepercayaan.
Sayangnya, Israel sering tampaknya lebih menyukai pendekatan agresif dan kekuatannya. Keputusan Israel baru-baru ini untuk terus menghancurkan rumah-rumah Palestina di lingkungan Yerusalem Timur, termasuk dalam kategori itu.
Demikian pula, keputusan Israel bulan lalu untuk mengusir empat anggota parlemen Hammas dari Yerusalem termasuk dalam kategori itu.
"Kami mengutuk dalam istilah terkuat Israel penyelesaian kebijakan dan praktek-praktek yang dirancang untuk mengubah sifat fisik, komposisi demografis dan status Wilayah Palestina, termasuk Yerusalem Timur," ujarnya.
Dubes juga menyinggung adanya intersepsi militer Israel terhadap kapal Mavi Marmara menuju ke Gaza dengan pasokan bantuan kemanusiaan, dan di mana sembilan orang tewas.
"Kami sangat mengutuk perilaku yang sama sekali tidak membantu dalam mencari resolusi konflik, dan yang sama sekali tidak menunjukkan sensitivitas setiap manusia," kata Tosari.
Ia menambahkan, adalah kepercayaan Indonesia bahwa pertanyaan permukiman tetap menjadi hambatan terbesar di jalan menuju resolusi. Oleh karena itu, semua pembangunan pemukiman ilegal harus dicabut dan semua pos-pos didirikan sejak Maret 2001 dibongkar.
Indonesia berpendapat bahwa penyebab dari konflik yang berkelanjutan di wilayah ini adalah kolonisasi. Israel adalah penjajah dan menempati kekuatan seperti yang dikenal di Indonesia dan Afrika-kolonialisme adalah situasi sementara.
Indonesia, katanya, ingin menegaskan kembali keyakinannya pada solusi dua-negara, dan kesiapan untuk bergabung dengan anggota lain dari komunitas internasional bekerja untuk mencapai tujuan tersebut.
Untuk pencapaian tujuan tersebut, kata Dubes Tosari Widjaja, Indonesia ingin menyatakan dukungan kuat bagi inisiatif kedekatan perundingan ditengahi oleh Amerika Serikat, mengarah kepada negosiasi langsung. "Indonesia juga mendukung upaya pada rekonsiliasi internal antara Palestina oleh Mesir," katanya.(H-ZG/A041)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010