New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak merosot pada Kamis, terpukul setumpuk data ekonomi yang lemah di Amerika Serikat dan China, dua konsumen energi terbesar di dunia.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus, merosot ditutup 2,68 dolar lebih rendah pada 72,95 dolar per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Agustus jatuh 2,67 dolar menjadi menetap pada 72,34 dolar per barel.

"Semua berita ekonomi buruk ... menimbulkan persepsi bahwa  pertumbuhan permintaan produk bahan bakar minyak akan melambat sedikit dalam beberapa bulan ke depan, terutama saat orang-orang mengandalkan pertumbuhan di Asia," kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.

Harga minyak mengawali hari di bawah tekanan setelah survei terpisah pada Kamis menunjukkan pertumbuhan kegiatan manufaktur di China melambat pada Juni.

PMI Manufaktur HSBC China atau indeks pembelian manajer, jatuh ke 50,4 bulan lalu dari 52,7 pada Mei, kata bank.

Sebuah badan pemerintah China mengatakan PMI turun menjadi 52,1 dari 53,9 bulan sebelumnya.

Pembacaan 50 adalah titik impas antara pertumbuhan dan kontraksi.

Pasar mengharapkan booming ekonomi China untuk memimpin pertumbuhan permintaan energi selama dekade berikutnya.

Amerika Serikat, konsumen energi terbesar di dunia, memberikan genderang indikator buruk sentimen pasar lebih lanjut.

Sektor manufaktur AS, yang telah mendorong hampir setahun pemulihan ekonomi yang rapuh dari resesi, tumbuh 11 bulan berturut-turut pada Juni tapi pada kecepatan lebih lambat dari yang diharapkan, survei industri menunjukkan.

Institute of Supply Management (ISM) mengatakan PMI merosot ke 56,2 persen dari 59,7 persen pada Mei.

Klaim baru untuk tunjangan pengangguran AS melonjak lebih dari yang diharapkan minggu lalu, data resmi menunjukkan Kamis pada malam laporan utama pekerjaan Juni.

Dan penjualan "pending home" (rumah yang pengurusannya belum selesai) di AS merosot 30 persen pada Mei setelah berakhirnya batas waktu kredit pajak 30 April, lebih dari dua kali lipat perkiraan analis.

"Meskipun beberapa dari volatilitas harga dapat dikaitkan dengan dinamika pasar minyak," kata Jason Schenker dari Prestige Economics, sebagian besar bergerak lebih rendah telah terikat pada kegelisahan "suatu pasar yang lebih luas".

Pasar tampaknya mengabaikan kenaikan tajam euro terhadap dolar, lebih dari dua sen, dan mengurangi kerugian di pasar ekuitas AS.

"Ketika minyak mulai mendapat tekanan jual dan menerobos beberapa tingkat dukungan Anda memiliki nilai wajar likuidasi," kata Lipow.

"Ketika orang mencoba untuk meningkatkan kas untuk investasi lainnya mudah untuk menyingkirkan komoditas," tambahnya.

Kekhawatiran mereda tentang badai besar di Teluk Meksiko, rumah untuk sekitar sepertiga dari produksi minyak mentah AS dan lokasi bencana tumpahan minyak BP.

Alex, badai pertama dari musim badai Atlantik, diturunkan tingkatannya menjadi badai tropis pada Kamis saat bergerak ke pedalaman di Meksiko.

Badai itu menimbulkan "kerusakan kecil pada setiap fasilitas dari Teluk Meksiko atau kilang di area Corpus Christi, sebuah pusat industri di pantai Texas," kata Lipow.(*)
(A026/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010