rasanya beda dengan masakan pulauBatam (ANTARA) - Warga Kota Batam Kepulauan Riau berebut juadah khas masyarakat pesisir, yaitu berbagai jenis ikan yang diolah dengan cara dibakar, dipepes dan masak asam pedas, dalam bazar Batam Wonderfood Ramadhan yang digelar pemerintah setempat.
"Kami dari sore antre, jam 17.00 WIB pun sudah habis. Padahal itu baru buka," kata warga Bengkong, Habibi di Batam, Selasa.
Juadah khas masyarakat pesisir itu ditawarkan gerai dari PKK Kecamatan Bulang dan Kecamatan Belakangpadang, yang merupakan wilayah pesisir dengan pulau-pulau penyangga.
Habibi mengatakan makanan khas pulau rasanya berbeda. Lebih enak, karena memang diolah dari bahan-bahan segar yang baru ditangkap nelayan.
"Ikan bakar memang banyak, tapi rasanya beda dengan masakan pulau," kata dia.
Hal senada dikatakan warga Tanjungpiayu, Adian, yang mengatakan selalu mengincar juadah khas pesisir kala bazar Ramadhan tiba.
Baca juga: Warga Benhil kembali semarakan Ramadhan dengan penjualan takjil
Baca juga: Banda Aceh miliki 29 titik jajanan kuliner berbuka puasa
"Sejak awal, kami sudah menargetkan harus bisa membeli ikan bakar ini. Karena ini paling cepat habis, harus antre," kata Adian.
Sementara itu, Kordinator PKK Kecamatan Bulang Hale Irwan mengatakan masyarakat Bulang, yang memang kebanyakan adalah nelayan menawarkan berbagai makanan khas, antara lain pepes telor cumi, pepes telor ikan, pepes ikan kembong, pepes kerang, pepes udang, ikan bakar bulat, ikan bakar lebam, ikan bakar putih.
Sementara itu, gerai Kecamatan Belakang Padang yang juga berada di wilayah pesisir menawarkan ragam makanan dan minuman khas seperti cumi masak hitam, ikan asam pedas, lakse goreng, laksa kuah, mie lendir, teh tarik, kopi tarik, teh obeng, dan cendol.
"Kami tawarkan menu khas Melayu sangat cocok dijadikan menu berbuka puasa dan sahur," kata Ketua PKK Kecamatan Belakangpadang.
Baca juga: Pemkot Batam gelar bazar Ramadhan "Jom Balek Kampong"
Baca juga: Pemkot Batam gelar pasar murah Ramadhan
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021