“Tahun ini, Kemendikbud memiliki target sebanyak 359 desa mengikuti program Pemajuan Kebudayaan Desa yang akan diselenggarakan melalui dua kebudayaan yakni Pengembangan Masyarakat dan Jendela Budaya Desaku," ujar Hilmar Farid dalam taklimat media di Jakarta, Selasa.
Pemajuan kebudayaan desa merupakan platform kerja sama membangun desa mandiri melalui peningkatan ketahanan budaya dan kontribusi budaya desa. Program itu merupakan salah satu program prioritas Direktorat Jenderal Kebudayaan, didukung oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Program tersebut akan bekerja sama dengan program prioritas lainnya yaitu Jalur Rempah. Sebagian desa yang dilalui titik jalur rempah akan menjadi lokus desa program pemajuan kebudayaan desa tahun.
Baca juga: Siapkan Ekspedisi Jalur Rempah KRI Dewaruci, Dirjen kunjungi Banda
Baca juga: Dirancang, 2 kebijakan besar bidang musik
Program itu juga bekerjasama dengan Kampus Merdeka, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang fokus terhadap pengembangan masyarakat dan Kampung Bahari Nusantara TNI AL.
Selain itu, Pendamping Kebudayaan Desa (Daya Desa) Kemendikbud dan Pendamping Desa Kemendes bersama dalam peningkatan peran masyarakat dalam program pemberdayaan masyarakat dan penyusunan kebijakan desa serta peningkatan kapasitas dan akuntabilitas pemerintah desa.
Desa dipilih karena asal identitas budaya Indonesia. Paradigma pembangunan kebudayaan harus dimulai dari unit kebudayaan terkecil, yaitu desa.
“Ini merupakan waktu yang tepat bagi masyarakat desa untuk dapat bergerak dan berkembang sesuai dengan imajinasi mereka tentang masa depan desanya. Desa bukan lagi sebagai objek pembangunan, tetapi desa merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri,” kata Hilmar.
Direktur Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Bito Wikantosa, mengatakan tujuan akhir pembangunan desa adalah mencapai SDG’s Desa atau pembangunan desa yang berkelanjutan.
“SDG’s Desa poin 18 mewujudkan kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif merupakan kunci utama dalam pembangunan berkelanjutan yang diharapkan akan tumbuh dengan adanya program pemajuan kebudayaan desa,” kata Bito.*
Baca juga: FBK 2021 berikan prioritas untuk pengusul perempuan-disabilitas
Baca juga: Ditjen Kebudayaan usulkan adanya kerja sama peneliti Indonesia-Belanda
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021