Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu pagi turun mendekati angka Rp9.100 per dolar, setelah beberapa hari lalu melemah, akibat merosotnya kegiatan perdagangan saham di Amerika Serikat dan Eropa.
Perdagangan saham di Amerika Serikat dn Eropa yang cenderung melemah memberikan dampak negatif kepada pasar uang, khususnya rupiah yang merosot hingga mendekati angka Rp9.100 per dolar, kata Analis Valas, Rully Nova di Jakarta, Rabu.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah mencapai Rp9.080-Rp9.090 per dolar dibandng penutupa hari sebelumnya Rp9.050-Rp9.060 per dolar atau turun 30 poin.
Rully Nova mengatakan, tekanan pasar terhadap rupiah saat ini makin besar, karena pelaku khawatir dengan pertumbumbuhan ekonomi global yang menentu.
"Kami memperkirakan rupiah akan kembali tertekan hingga mencapai Rp9.100 per dolar, karena sentimen negatif pasar cenderung maki kuar," ucapnya.
Kondisi pasar yang negatif, lanjut dia kemungkinan masih dapat menekan rupiah menguat hingga mencapai angka Rp9.100 per dolar.
Apalagi Bank Indoensia (BI) tidak menyetujui pergerakan rupiah berada di level Rp9.000 per dolar, kalau bisa rupiah berada di atas Rp9.100 per dolar, ujarnya.
Menurut dia, BI khawatir apabila rupiah di bawah Rp9.000 per dolar, maka kemungkinan mata uang Indonesia itu akan terus menguat, karena pasarnya cenderung positif.
Apalagi investor asing berniat akan terus melakukan investasi baru di pasar domestik, karena khawasan Asia diduga menjadi tumpuan perdagagan global.
Indonesia dinilai merupakan pasar potensial yang harus digarap lebih baik, karena itu kedepan mata uang INondesia akan dkenal masyarakat.
(h.CS/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010