Madiun (ANTARA News) - Lima dari 73 korban luka akibat tergulingnya kereta api Logawa jurusan Purwokerto-Jember di Dusun Petung, Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa, dirujuk ke RSUD dr Soedono, Madiun, karena lukanya serius.
Data di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Soedono, Kota Madiun, menyebutkan lima korban luka yang dirujuk adalah Triyono (17) warga Ngoro, Jombang, yang telah menjalani operasi patah tulang.
Kemudian Irfan Abdurahman (20) warga Komplek Cipinang, Cibiro, Cileunyi, Bandung, yang saat ini sedang menjalani operasi patah tulang.
Selanjutnya Ngadiono (67) warga Gubeng Surabaya, Erza (11) warga Adikarsa Kebumen, dan Nurul warga Mejayan, Kabupaten Madiun.
"Rata-rata korban mengalami luka patah tulang yang cukup serius," kata perawat jaga IGD RSUD dr. Soedono Agung Nurhidayat.
Menurut dia, pasien dirujuk ke RSUD dr Soedono dalam waktu tidak bersamaan, yakni antara pukul 16.30 WIB hingga 18.00 WIB. Rencananya RSUD dr Soedono masih akan menerima rujukan satu korban luka lagi dari RSUD Panti Waluya Madiun.
"Hingga Selasa (29/6) pukul 21.00 WIB, pasien rujukan belum datang," katanya.
KA Logawa Jurusan Purwokerto-Jember terguling di Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Selasa siang sekitar pukul 14.30 WIB dengan menyebabkan enam orang tewas dan 73 penumpang lainnya luka-luka.
Sementara itu, PT kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) VII Madiun saat ini mengebut perbaikan rel kereta yang rusak akibat tergulingnya KA Logawa Jurusan Purwokerto-Jember di Dusun Petung, Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun.
"Hingga Selasa malam, perbaikan rel masih terus dilakukan. Perbaikan rel untuk menormalkan jalur kereta dan proses evakuasi ketiga gerbong yang terguling," kata wakil Kepala Daop VII Madiun Nur Amin.
Akibat tergulingnya kereta tersebut, kata dia rel sepanjang 600 meter di jalur antara Stasiun Wilangan dan Saradan rusak berat, yakni patah dan bengkok. Bantalan rel yang mengalami kerusakan mencapai 536 buah.
"Diperkirakan perbaikan rel dan bantalan akan memakan waktu hingga 12 jam. Untuk rel yang bengkok akan diluruskan, dan yang patah akan disambung dengan las. Sedangkan bantalan yang rusak akan langsung diganti dengan yang baru," katanya.
Ia tidak sependapat bahwa tergulingnya kereta api itu karena kondisi rel dan bantalan yang sudah tua. "Rel dalam kondisi baik, karena rel baru saja diperbaiki. Rel yang terpasang di jalur tersebut merupakan rel berkualitas baik, yakni R 54, dan bantalan rel terbuat dari beton," katanya.
Sementara itu, Humas PT KAI Daop VII Madiun Hariyono Wirotomo mengatakan akibat tergulingnya KA Logawa, seluruh kereta api di Stasiun Daop VII batal diberangkatkan hingga jalur normal.
"Seluruh tiket yang berangkat dari Stasiun Daop VII Madiun akan dikembalikan tanpa potongan seperse pun," katanya.(*)
(T.E011/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010