Utang beberapa RS pada PMI Banjarmasin sampai kini sudah mencapai Rp4 miliar.
Banjarmasin (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengeluhkan tunggakan beberapa rumah sakit (RS) yang cukup besar sehingga mengganggu aktivitas PMI setempat dalam penyediaan darah bagi pasien.
Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Banjarmasin dr Aulia Ramadhan Supit di kantor PMI Kota Banjarmasin, Senin, mengungkapkan jika ditotal utang beberapa RS pada PMI Banjarmasin sampai kini sudah mencapai Rp4 miliar.
"Kita tidak tahu kenapa. Saat pandemi COVID-19 ini banyak RS yang utang, dengan banyaknya tunggakan RS ini, kita jadi kesulitan produksi," ujarnya dan menambahkan bila tunggakan ini tidak segera diselesaikan penyediaan darah bagi pasein bisa terhenti total.
"Karena kita tidak ada bantuan dari pemerintah manapun, jadi murni dari biaya pengganti produksi darah tersebut," ujar dr Rama, panggilan akrabnya.
PMI harus cepat untuk menyediakan bahan baku pelaksanaan donor darah tersebut yakni kantong darah dan pemeriksaan pendonor serta lainnya. Belum lagi gaji pegawai, tuturnya.
Menurut Rama, mandeknya pembayaran dari RS ini sudah berlangsung sekitar empat bulan di mana setiap bulannya ditotal utang beberapa RS mencapai Rp1 miliar.
"Kami harap ada solusi untuk ini, takutnya kami tidak bisa produksi, kasian pasien yang memerlukan darah," paparnya.
Sebenarnya ada solusi yang pihaknya tawarkan bagi RS, yakni biaya pengganti pengambilan darah itu dibayarkan dulu oleh keluarga pasien, nantinya bisa diklaim ke RS jika berkasnya sudah lengkap.
"Jika memungkinkan itu, tapi upaya kita terus menagih ke RS saat ini," tuturnya.
Dia berharap RS memahami kondisi pihaknya saat ini yang kesulitan dana untuk produksi sebab tidak ada sumber lain.
"Bahkan kita perkirakan jika bulan ini tidak ada pembayaran dari RS yang menunggak, bisa benar-benar terhenti produksi pengumpulan donor darah," ujarnya.
Pewarta: Sukarli
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021