Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa sore, merosot karena tekanan negatif pasar makin kuat sehubungan pelaku pasar terus melepas mata uang Indonesia akibat melemahnya bursa Wall Street.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah menjadi Rp9.040-Rp9.050 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.015-Rp9.025 atau turun 25 poin.
Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rullly Nova di Jakarta, mengatakan, tekanan pasar makin kuat sehingga koreksi terhadap rupiah terus meningkat.
Namun, posisi rupiah dinilai masih tetap bagus karena berada dalam kisaran antara Rp9.020 sampai Rp9.050 per dolar, katanya.
Memburuknya saham-saham di AS yang diikuti bursa regional, lanjut dia, merupakan faktor utama yang menekan rupiah kembali terkoreksi.
Rupiah sebenarnya masih mendapat dukungan untuk bergerak naik karena masuknya arus modal asing kepasar domestik, namun sentimen positif itu kurang mendukung pergerakan rupiah, katanya.
Hal ini, menurut dia, karena pelaku asing lebih percaya terhadap laporan dari pasar eksternal seperti data sektor perumahan AS yang pada Mei lalu melemah.
Rupiah juga tertekan oleh menguatnya dolar AS terhadap euro, ujarnya.
Ia mengatakan, kondisi pasar seperti ini tidak berlangsung lama, karena peluang masuknya dana asing akan semakin besar, apalagi IMF menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia makin besar.
Bahkan, Bank Dunia meminta Indonesia untuk mempercepat proses pencairan anggaran belanja modal agar pertumbuhan ekonomi makin cepat.
Indonesia ke depan akan makin diminati pelaku asing karena pasarnya sangat menjanjikan, dan masih tingginya tingkat suku bunga bank, katanya.
(T.H-CS/A023/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010