Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Karawang menggandeng PT Nestle Indonesia dalam pengadaan fasilitas 10 Tempat Pembuangan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) untuk menghadirkan pengelolaan sampah berkelanjutan khususnya di kawasan padat penduduk.
Salah satu TPS3R yang diresmikan adalah Baraya Runtah Sukaluyu, Telukjambe Timur, Karawang yang lahannya merupakan lahan hibah dari pengelola permukiman Perumnas Karawang.
“Mudah- mudahan ini jadi semangat baru bagi kita untuk mengelola sampah dengan lebih baik,” kata Bupati Kabupaten Karawang Cellica Nurrachdiana dalam konferensi pers virtual, Senin.
Baca juga: Ratusan pelajar ikuti Sirnas "Milo School Competition"
Kerjasama itu ditunjukkan dalam bentuk penandatangan nota kesepahaman untuk beroperasinya TPS3R Baraya Runtah Sukaluyu dan 9 TPS3R lainnya.
TPS3R yang dibangun oleh Kementerian PUPR didirikan di lahan seluas 3245 meter persegi, sementara PT Nestle Indonesia membantu untuk menyediakan alat- alat yang memungkinkan untuk proses daur ulang dilakukan di lokasi itu.
Untuk pengelolaan limbahnya baik yang organik dan nonorganik akan dikelola oleh komunitas bernama KSM Sahabat Lingkungan yang memang sudah lama berdiri di Karawang dan memiliki perhatian khusus dalam pengelolaan limbah di kawasan industri itu.
Cellica mengatakan TPS3R bernama Baraya Runtah Sukaluyu itu mampu mengelola sampah setiap harinya sebanyak 5 ton dan menjadi solusi pengolahan limbah bagi lebih dari 10.000 Kepala Keluarga yang tinggal di Perumnas Karawang.
“TPS3R di Karawang, kami itu baru punya 896. Itu jumlahnya masih sangat jauh dan jauh juga dari sempurna. Namun kalau dilakukan dengan kolaborasi tentu bisa kita selesaikan sama- sama masalah sampah ini. Perumnas mau kasih lahan untuk fasilitas ini merupakan contoh baik. Disini ada 10.000 KK dan ini menjadi solusi untuk mereka dan kami untuk mengolah sampah dengan sebaik-baiknya,” kata Cellica.
Ia mengharapkan ke depannya kerjasama antara pengusaha industri, pemerintah kabupaten, pemerintah pusat, hingga masyarakat untuk pengelolaan sampah berkelanjutan ini dapat berjalan lebih masif lagi.
“Kita lihat dari tempat ini, bahwa yang namanya TPS yang biasanya diasumsikan sebagai tempat kelola sampah yang kotor, bau, dan kumuh kalau dikelola dengan terstruktur dapat menjadi lokasi yang representatif. Kita bisa sharing edukasi, sampah- sampah yang diurus dengan baik itu bisa memiliki nilai yang lebih. Saya apresiasi berdirinya TPS3R dan orang- orang yang terlibat dalam hal ini dan diharapkan bisa terus berlanjut,” tutup wanita yang senang disapa dengan panggilan Teh Celi itu.
Sementara itu, Head of Sustainability Nestlé Indonesia Prawitya Soemadijo mengatakan kolaborasi penyediaan alat- alat daur ulang untuk TPS3R itu sejalan dengan road map ambisi Indonesia mengurangi sampah sebesar 30 persen pada 2025.
Di samping itu, kehadiran TPS3R Baraya Runtah Sukaluyu juga menjadi bentuk komitmen Nestle Indonesia mendorong adanya penyediaan tempat kelola sampah berkelanjutan di Indonesia.
“Ini juga sejalan dengan komitmen Nestle untuk menjadikan kemasan kita 100 persen bisa didaur ulang pada 2025. Kami juga fokus mencegah sampah plastik, serta sesuai ambisi kami untuk menghentikan kebocoran plastik ke dalam lingkungan hidup sebagai bagian mendukung terciptanya masa depan bebas sampah,” kata Prawitya.
Baca juga: Nestle Indonesia beri bantuan untuk PMI hadapi pandemi COVID-19
Baca juga: Nestle Indonesia sumbang APD dan makanan bergizi untuk tenaga medis
Baca juga: Nestle Indonesia perluas seluruh pabrik di Indonesia
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021