Ankara (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Turki siap meningkatkan hubungan kedua negara antara lain dengan akan ditandatanganinya delapan nota kesepahaman .
Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam acara briefing delegasi di Hotel Sheraton, Ankara, Turki, Senin malam waktu setempat atau Selasa dinihari waktu Indonesia.
Sejumlah kesepakatan kerja sama itu antara lain di bidang penyiaran televisi, bidang kerja sama industri pertahanan dan sejumlah bidang lainnya.
"Kedelapan dokumen terdiri atas lima mou, dua kesepakatan dan satu program," kata Menlu.
Marty menjelaskan kepada Presiden bahwa saat ini peran Turki di kawasan maupun secara internasional semakin menonjol. Selain itu , Turki memiliki karakteristik yang hampir sama dengan Indonesia dalam memandang sejumlah permasalahan internasional.
Konjen
Sementara itu ,Duta Besar RI untuk Turki Awang Bahrin mengatakan sejak awal Turki dan Indonesia sudah mempunyai sejarah yang panjang. Dibandingkan negara di kawasan Asia lainnya, maka Turki merasa memiliki kedekatan dengan Indonesia.
"Indonesia dan Turki sama-sama merupakan negara yang dipandang dalam Oganisasi Negara-Negara Islam(OKI, red) ," katanya.
Karena itu, Awang meminta Presiden agar mempertimbangkan berdirinya konsulat jenderal di Istambul mengingat saat ini belum ada, sementara perwakilan RI di Turki hanya di Ankara.
"Di Istambul cukup banyak kegiatan termasuk kunjungan, sehingga perlu kiranya saat ini dipertimbangkan adanya konsulat jenderal di sana," katanya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono beserta rombongan tiba di Bandara Udara Esenboga Turki Senin sekitar pukul 15.30 waktu setempat atau pukul 19.30 WIB.
Turut serta dalam rombongan Presiden antara lain Menlu Marty Natalegawa, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mendag Mari Elka Pangestu,Menperin MS Hidayat, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Mensesneg Sudi Silalahi dan Seskab Dipo Alam. Tampak juga Kepala BKPM Gita Wirjayawan.
Sementara itu di Ankara, turut bergabung Menhan Poernomo Yusgiantoro dan Menpora Andi Mallarangeng.
Pada Selasa (29/6) Presiden direncanakan bertemu dengan Presiden Turki Abdullah Gul dan PM Turki Recep Tayyip Erdogan. Usai pertemuan tersebut, Kepala Negara dijadwalkan menyampaikan pidato di Parlemen Turki.(P008/A011)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010