Sidang itu adalah bagian dari satu penyelidikan yang cukup lama terhadap apa yang disebut jaringan tentara dan sipil, bernama Ergenekon, yang dituduh merencanakan kekacauan dan kudeta terhadap Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa.
Kolonel Dursun Cicek, yang hadir di sidang pengadilan bersama dengan empat tersangka lainnya, dituduh menyusun satu rencana bertujuan merusak dukungan rakyat pada AKP dan para pendukung ulama Muslim Fethullah Gulen, seorang pendukung kuat pemerintah.
Rencana itu, yang rinciannya telah disiarkan di sebuah surat kabar setahun lalu, melibatkan penempatan narkoba dan senjata-senjata di rumah-rumah para pengikut ulama dan kemudian menangkap mereka dalam operasi-operasi yang bertujuan memasukkan mereka dalam daftar hitam sebagai satu kelompok teror dan mencap pemerintah sebagai anti sekuler.
Cicek, yang tanda tangannya tertera di dokumen itu, menegaskan bahwa itu adalah palsu.
Militer, yang juga menyelidiki dokumen itu, Maret lalu mengatakan pihaknya memperoleh "beberapa bukti" yang menyatakan dokumen itu asli.
Seorang tersangka penting lainnya dalam kasus itu adalah Bedrettin Dalan, mantan walikota Istambul dan pendiri universitas terkemuka Istambul, yang diadili tanpa kehadirannya karena ia berada di luar negeri.
Jaksa menuduh Dalan adalah salah seorang dari para pemimpin jaringan Ergenekon dan juga penyandang dananya.
Ia dikatakan akan diangkat menjadi perdana menteri apabila pemerintah AKP digulingkan.
Cicek dan Bedrettin Dalan diancam hukum seumur hidup dan para terdakwa lainnya mendapat hukuman penjara tujuh sampai 57 tahun atas tuduhan-tuduhan termasuk "berusaha menggulingkan pemerintah atau mencegah pemerintah berfungsi" dan "keanggotaan mereka dalam satu organisasi teroris".
Sidang Senin itu ditangguhkan beberapa jam setelah dimulai untuk membahas satu tuntutan para terdakwa untuk menarik beberapa hakim, kata Anatolia.
Tidak segera jelas kapan sidang akan dilanjutkan kembali.
Pihak berwenang Turki menuduh ratusan orang sejak penyelidikan terhadap apa yang disebut jaringan Ergenekon dimulai tahun 2007, demikian AFP melaporkan.
(H-RN/M043/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010