Jayapura (ANTARA News) - Energi biomasa bisa menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Papua terutama yang mendiami daerah terpencil yang belum mendapatkab jaringan listrik dari PLN.
Hal tersebut disampaikan Peneliti dari Laboratorium Inovasi dari Universitas Teknologi Eindhoven (TU/e), Belanda, Han van Kasteren di Jayapura, Senin, menyikapi masih sulitnya masyarakat di Papua yang mendiami daerah teerpencil memperoleh pelayanan listrik untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Dia mengatakan, biomasa merupakan salah satu bentuk energi terbarukan yang berasal dari hasil buangan atau sisa-sisa dari produk pertanian, termasuk di dalamnya hewan dan tumbuhan, hasil hutan serta fraksi industri dan limbah rumah tangga.
"Sisa-sisa aktivitas organisme tersebut dapat diolah menjadi energi dalam bentuk `biofuel`, `biogas`, `bioethanol` untuk dipakai dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat sehari-hari," ujar Han.
Selanjutnya dia mengatakan potensi biomasa di Papua cukup besar karena memiliki sumber daya yang melimpah yang dapat diolah untuk menghasilkan energi.
Sumber daya biomasa tersebut diantaranya adalah buah jarak, bintangur, nipah kelapa, kelapa sawit, singkong bahkan sagu yang merupakan makanan lokal di Papua.
Selain itu, potensi hutan Papua yang cukup luas selain bisa dikembangkan untuk industri berbahan baku kayu, sisa atau limbah dari kegiatan pengolahan kayu tersebut juga dapat diolah sebagai sumber energi melalui berbagai reaksi kimia.
Sedangkan sumber daya biomasa dari hewan dapat diperoleh dari kotoran ternak seperti sapi dan kambing yang jumlahnya juga cukup banyak di Papua.
Dalam Peraturan Presiden No.5/2006 mengenai kebijakan energi nasional disebutkan bahwa pada 2025 peran "biofuel" menjadi lebih dari lima persen dari total konsumsi energi nasional. Sama halnya dengan energi panas bumi, biomasa, nuklir, tenaga air skala kecil, tenaga surya dan angin.
(KR-LWA/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010