Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Depo Pertamina Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah diamuk ratusan warga, dipicu oleh terbakarnya tumpahan minyak di Sungai Mentaya mengakibatkan satu bocah tewas terbakar dan satu lagi hilang.

Sejumlah saksi mata menyebutkan peristiwa itu terjadi bermula dari tumpahnya minyak pada saat Kapal Motor (KM) Adhitama X pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Bensin dan kerosin sebanyak 1600 ton membongkar muatannya di pelabuhan Depo Pertamina Sampit yang berada di lingkungan padat penduduk.

Tumpahnya minyak ke sungai Mentaya tersebut sebelumnya telah dilaporkan ke pihak Depo Pertamina, namun laporan itu tidak tanggapi oleh pihak Depo Pertamina Sampit.

Munculnya api bermula dari salah seorang warga yang menghidupkan kelotok di sungai Mentaya, tanpa sepengetahuannya percikan api langsung menyambar minyak yang tumpah tersebut.

Akibat sambaran api itu, kelotok tersebut sempat terbakar dan api menjalar cepat membakar seluruh minyak yang tumpah di sekitar rumah warga yang berada di pinggiran sungai Mentaya.

Melihat kejadian itu, tanpa di komando secara serentak warga sekitar langsung mendatangi kantor Depo Pertamina untuk meminta pertanggungjawaban.

Emosi warga semakin tersulut setelah tidak mendapati kepala Depo Pertamina Sampit dan beberapa staf pun tidak bisa memberikan keterangan terkait kejadian itu.

Keadaan segera dapat diredakan setelah petugas kepolisian dari Kepolisian Sektor (Polsek) Baamang dibantu sejumlah tokoh masyarakat setempat mengamankan dan menenangkan warga yang terbakar emosi.

Kekesalan warga memuncak saat warga mengetahui seorang bocah mengalami luka bakar yang saat kejadian sedang buang air besar di jamban terapung.

Selain menewaskan Fahrujianur (8) dan menghilangkan Rika (9), kobaran api juga menghanguskan sebanyak 15 jamban terapung dan sejumlah keramba milik warga Rt I Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang, Kotawaringin Timur.

Fahrujianur sendiri menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 18.30 WIB, tepatnya pada saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit.

"Hilangnya Rika baru diketahui setelah hari gelap, keluarga bersama warga setempat berusaha mencari tapi tidak membuahkan hasil, kuat dugaan Rika hilang tenggelam di sungai Mentaya pada saat tumpahan minyak terbakar," kata Syahrani salah seorang warga setempat.

Dikatakannya, dugaan itu diperkuat dengan ditemukannya sepasang sandal milik Rika di lanting (pelabuhan apung sederhana) tempat terakhir Rika bermain bersama dengan Fahrujianur.

Hingga Sabtu malam, petugas kepolisian dan tim SAR di bantu sejumlah warga setempat melakukan pencarian Rika dengan menyisir pinggiran sungai Mentaya.

Sementara Kapolres Kotawaringin Timur, AKBP I Putu Mahayana mengungkapkan, karena musibah ini telah memakan korban maka pihaknya harus memproses lebih lanjut dengan membawanya ke ranah hukum.

"Berdasarkan laporan dari anggota kami, sejumlah saksi sudah dipanggil untuk dimintai keterangan dan mereka hanya sebatas saksi," katanya.

Guna menghindari amuk warga, kapal pengangkut BBM saat ini diamankan di dermaga Ditpolair Polda Kalteng, sedangkan Anak Buah Kapal (ABK) bersama Nahkoda KM Adhitama X diamankan di Polres Kotawaringin Timur. (GR/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010