"Kami meminta kepada pemerintah provinsi untuk segera menarik modal di Riau Airline karena tidak memberikan keuntungan bagi daerah," katanya di Pangkalpinang, Minggu.
Ia menjelaskan, penanaman modal di Riau Airlines baru sekali memberikan keuntungan pada 2006 sebesar Rp24 juta dan setelah itu hingga saat ini terus merugi.
Yulizar mengatakan, pihak Riau Airline juga mengaku perusahaan terus merugi dan itu perlu dikaji kembali untuk terus bekerja sama.
"Penawaran dari Riau Airline bukan berbentuk penambahan modal tapi dalam bentuk carter pesawat dan kami tidak sepakat dengan penawaran itu," katanya.
Menurut dia, investasi dalam usaha penerbangan bukan dengan modal yang sedikit dengan memberikan keuntungan yang cepat, tapi itu membutuhkan investasi yang besar dan panjang.
"Investasi di bidang penerbangan membutuhkan modal yang besar serta panjang dan tingkat kerugian sangat tinggi sekali, sebab keuntungan yang diberikan sangat lama," ujarnya.
Yulizar menambahkan, ia melihat kondisi operasional Riau Airline ini ada beberapa unit pesawat akan ditarik, jika tidak mampu membayar biaya carter pesawat.
"Saya berpikir Pemprov Babel jangan terjebak walaupun pemerintah daerah maupun DPRD Riau berkunjung ke Babel untuk meminta penambahan modal dan kami meminta Pemprov Babel mengkaji ulang untuk penambahan modal," katanya. (HDI/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010