Toronto, Kanada (ANTARA News/Reuters) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Perdana Menteri Inggris David Cameron, Sabtu, sepakat bahwa tidak ada keuntungan yang bisa diambil dari bencana tumpahan minyak Teluk Meksiko yang tengah dihadapi British Petroleum (BP).
Pandangan senada Obama dan Cameron itu disampaikan seorang pejabat Inggris kepada pers seusai pertemuan kedua pemimpin di Toronto, Sabtu.
Sehari sebelumnya, PM Cameron meminta kejelasan soal biaya yang ditanggung BP akibat bencana tumpahan minyak di Teluk Meksiko yang terjadi sejak 20 April 2010 itu.
Harga saham perusahaan minyak raksasa Inggris itu turun ke kondisi yang pernah ada 14 tahun lalu. Selain itu nilai pasar BP juga hilang sekitar 100 miliar dolar AS sejak bencana tersebut terjadi.
Kelompok bisnis dan pemegang saham Inggris juga menuntut PM Cameron agar bersikap tegas untuk kepentingan BP karena Presiden Obama dipandang "terlalu kritis" terhadap BP guna mengalihkan popularitasnya yang sedang anjlok.
Pejabat Pemerintah Inggris itu mengatakan, Cameron mengangkat isu BP ini dalam pertemuan pertamanya dengan Obama sejak dia diangkat sebagai perdana menteri Inggris bulan lalu.
"Cameron dan Obama sepakat tidak ada keuntungan yang bisa diambil dari masalah BP," katanya.
Namun keduanya sepakat bahwa BP harus memenuhi tanggungjawabnya terhadap penanganan kebocoran dan dampaknya, serta membayar kompensasi.
Sejauh ini, BP sudah menggelontorkan 2,35 miliar dolar AS untuk membayar biaya pembersihan dan kompensasi bagi berbagai pihak yang terkena dampak bencana tumpahan minyak terburuk dalam sejarah AS ini.
Biaya sebesar 2,35 miliar dolar AS itu tidak termasuk dalam dana bencana senilai 20 miliar dolar AS yang sudah disepakati BP maupun dana miliaran dolar AS yang disiapkan untuk membayar denda.
Sekitar 40 saham perusahaan minyak Inggris yang kini beroperasi mendunia, termasuk AS ini, dimiliki para pemegang saham Inggris. Porsi saham yang sama dimiliki para pemegang saham Amerika.
Terkait dengan masalah BP ini, Presiden Obama belum lama ini mendesak BP agar membayar biaya pembersihan dan klaim ekonomi bencana tumpahan minyak Teluk Meksiko itu.
Rasa frustrasinya kepada BP itu tidak terkait dengan isu identitas kebangsaan.
Penegasan Obama ini sekaligus merupakan jawaban atas kritik beberapa pihak di Inggris terhadap retorika dirinya yang dinilai mereka bernada anti-Inggris.
Jutaan galon minyak menggenangi perairan Teluk Meksiko sejak terjadinya ledakan di kilang pengeboran lepas pantai dan kebocoran sumur bawah laut BP 20 April lalu.
Dalam peristiwa itu, 11 orang pekerja kilang lepas pantai BP tewas. Akibat peristiwa ini, AS juga menghadapi bencana ekologis di sepanjang pantai bagian selatannya.
BP sendiri terus mencoba mengatasi bencana tumpahan minyak namun belum berhasil.
Pemerintah AS menyebut perusahaan minyak Inggris yang berkantor pusat di Transocean dan Halliburton ini bertanggungjawab atas bencana tersebut.
Jaksa Agung Florida Bill McCollum juga telah menyurati manajemen BP belum lama ini.
Dalam suratnya itu, McCollum meminta perusahaan minyak Inggris itu mendepositokan dana sebesar Rp2,5 miliar dolar AS untuk membayar ganti rugi akibat bencana tumpahan minyak ini. (R013/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010