Surabaya (ANTARA) - Gempa bumi yang berpusat di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu sekitar pukul 14:00 WIB menelan korban jiwa dan merusak rumah warga serta bangunan lainnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa dengan magnitudo 6,7 di barat daya Kabupaten Malang dan tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan keterangan BMKG, gempa yang terjadi pada kedalaman 25 kilometer (km) berpusat di laut 90 km arah barat daya Kabupaten Malang, 95 km tenggara Kabupaten Blitar, 190 km barat daya Surabaya dan 700 km Tenggara Jakarta.
Satu orang warga Dusun Sukodadi, Desa Wirotaman, Kabupaten Malang, dilaporkan meninggal dunia akibat gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (10/4) pukul 14.00 WIB itu.
Sekretaris PMI Kabupaten Malang Aprillijanto mengatakan bahwa di wilayah Kabupaten Malang, ada tiga orang korban akibat gempa tersebut. Dua orang mengalami luka berat, dan satu orang lainnya dilaporkan meninggal dunia. Ketiganya, berasal dari Dusun Sukodadi, Kecamatan Ampelgading.
“Dua orang mengalami luka berat dan satu orang meninggal dunia,” kata Aprilijanto, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam.
Korban meninggal dunia akibat gempa bumi tersebut bernama Munadi dan untuk korban luka berat bernama Bambang Ponidi, dan Subandi. Ketiganya merupakan warga Dusun Sukodadi, Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading.
Aprilijanto menambahkan, korban yang mengalami luka berat maupun meninggal dunia itu, tertimpa reruntuhan bangunan yang roboh akibat gempa bumi. Secara keseluruhan, di Kabupaten Malang, ada 251 keluarga, atau 1.004 jiwa yang terdampak gempa bumi tersebut.
“Tercatat ada 251 rumah rusak. Terbagi rusak berat 34 unit, rusak sedang 175 unit, dan rusak ringan 42 unit,” kata Aprilijanto.
Baca juga: BPBD Lumajang buka posko pengungsian di Desa Kaliuling
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total warga meninggal dunia berjumlah enam warga dan satu mengalami luka berat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangannya merinci korban meninggal dunia sebanyak tiga orang di Kabupaten Lumajang.
Kemudian dua orang meninggal di antara wilayah Lumajang dan Kabupaten Malang, dan satu di Kabupaten Malang.
Raditya juga menyampaikan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang mencatat ada titik pengungsian di Desa Kali Uling, Kecamatan Tempur Sari.
"Jumlah warga mengungsi masih dalam pendataan," katanya.
Selain itu, BNPB juga menyampaikan bahwa lebih dari 300 rumah rusak ringan hingga berat akibat gempa di sejumlah wilayah Provinsi Jawa Timur.
"Data BNPB hari ini, Sabtu (10/4), pukul 20.00 WIB, lebih dari 300 rumah rusak dengan tingkatan berbeda, dari ringan hingga berat," ujar Raditya Jati.
PMI Kabupaten Malang menyatakan bahwa satu orang warga Dusun Sukodadi, Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, dilaporkan meninggal dunia, sementara dua lainnya mengalami luka berat.
Berdasarkan data PMI Kabupaten Malang, di Kabupaten Malang, ada 251 keluarga, atau 1.004 jiwa yang terdampak gempa bumi tersebut. Selain itu, ada 251 rumah rusak, yang terbagi dari rusak berat 34 unit, rusak sedang 175 unit, dan rusak ringan 42 unit.
Baca juga: 700 Tagana diterjunkan bantu korban gempa Malang
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menggelar rapat koordinasi bersama pejabat forkopimda provinsi setempat untuk membahas penanganan Gempa Malang tersebut.
"Rakor kami gelar di Grahadi, termasuk kepala daerah yang kabupaten/kota-nya yang terdampak gempa," ujar Khofifah.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut juga memerintahkan tim BPBD provinsi maupun di daerah langsung turun ke titik-titik yang membutuhkan reaksi tanggap kebencanaan serta evakuasi.
"Begitu pula relawan Tagana, bahkan sudah berada di lokasi," ucap Gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.
Tidak hanya itu, BPBD Jatim menerjunkan tim untuk menyiapkan tempat-tempat pengungsian jika dibutuhkan bagi korban yang mengalami kerusakan bangunan berat.
"Area pengungsian ini dikoordinasikan langsung oleh masing-masing bupati yang daerahnya terdampak. Yang jelas evakuasi dan pendataan hingga kini terus dilakukan. Besok, saya akan ke beberapa titik lokasi memantau langsung," tuturnya.
Baca juga: Korban terdampak gempa di Tulungagung berharap mendapat bantuan
Sementara itu, saat gempa tersebut terjadi, Gubernur Khofifah mengaku ikut merasakan getaran karena sedang berkegiatan di Islamic Center Surabaya.
Ketua Umum PP Muslimat NU itu mengimbau pada masyarakat untuk selalu waspada, namun jangan takut berlebihan.
"Kita berdoa bersama agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, dan Jawa Timur diberi keselamatan oleh Allah SWT. Semua saya harap tetap waspada namun jangan panik," ujar Khofifah.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Malang tengah melakukan pendataan kerusakan akibat gempa tersebut. Tercatat, beberapa wilayah yang mengalami kerusakan, di antaranya Kecamatan Wajak, Kecamatan Dampit, Kecamatan Bantur, dan Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Selain di Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang juga terdampak gempa itu. BPBD Lumajang, Jawa Timur mencatat sebanyak lima orang meninggal dunia akibat gempa.
"Setelah petugas melakukan pengecekan di lapangan memang benar ada lima korban yang meninggal dunia akibat gempa yang berpusat di Malang," kata Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang M. Wawan Hadi Siswoyo.
Dari lima korban yang meninggal dunia, lanjut dia, tiga orang meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan rumahnya di Kecamatan Tempursari dan Pasrujambe, kemudian dua korban lainnya merupakan suami istri yang tertimpa batu besar saat berkendara di Jalur Piket Nol Lumajang.
Korban yang meninggal dunia, yakni sepasang suami istri Ahmad Fadholi dan Sri Yani warga Desa Tempurejo, Kecamatan Tempursari, yang tertimpa batu besar saat melewati jalur Piket Nol.
Sedangkan korban yang tertimpa reruntuhan bangunan, yakni Saden, warga DusunTawon Songo, Desa Pasrujambe, Kecamatan Pasrujambe; kemudian Juwanto dan Nasar yang merupakan warga Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari.
"Kami masih terus melakukan pendataan jumlah rumah yang rusak di tujuh kecamatan yakni Kecamatan Tempursari, Pronojiwo, Gucialit, Pasrujambe, Senduro, Yosowilangun, dan Tekung," tuturnya.
Baca juga: Menko PMK pantau penanganan gempa bumi di Jawa Timur
BPBD Provinsi Jawa Timur masih mencatat dan merinci dampak sementara yang diakibatkan gempa bumi itu.
"Kami mendapat laporan dari BPBD di beberapa daerah terdampak. Tapi sifatnya sementara karena masih dilakukan koordinasi," ujar Plt Kepala Pelaksana BPBD Jatim Yanuar Rachmadi.
Rinciannya, di Kabupaten Malang terdapat kantor desa Majangtengah mengalami rusak ringan, lalu rumah rusak di Desa Majangtengah (dalam pendataan), Puskesmas Kecamatan Bantur, kemudian rusak sedang di bangunan SMK Negeri 1 (SMEA) Kecamatan Turen.
Di Trenggalek bangunan mengalami rusak ringan yaitu Kantor kecamatan Durenan, SMK Durenan, Kantor Desa Cakul Kecamatan Dongko, SMP 2 Tugu, Balai Desa Siki Kecamatan Dongko, rumah warga di Desa Margumulyo Kecamatan Watulimo, Balai Desa Cakul Kecamatan Dongko, dan Balai Desa Timahan di Kecamatan Kampak.
Satu unit rumah rusak juga terjadi di Gresik, kemudian di Kota Blitar berdampak di RSUD Mardi Waluyo, di Kota Malang gedung rusunawa mengalami rusak ringan, dan satu unit rumah rusak sedang.
Di Kota Kediri, Gedung IIK Baktiwiyata mengalami rusak ringan, di Kabupaten Probolinggo satu unit rumah rusak dan satu unit mushalla rusak sedang, di Ponorogo rumah rusak sedang satu unit, lalu di Jember rumah rusak berat satu unit, rumah rusak sedang tujuh unit, rumah rusak ringan enam unit, dan satu unit masjid rusak sedang.
"Di Tulungagung terdapat rumah rusak ringan sampai sedang. Jumlah kepastiannya masih dalam pendataan," ujar Yanuar yang juga Kepala Biro Umum Pemprov Jatim tersebut.
Baca juga: BPBD: 14 kecamatan di Jember terdampak gempa bumi
Waspada longsor
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat di sekitar wilayah Jawa Timur dan wilayah lain terdampak gempa untuk mewaspadai potensi longsor dan banjir bandang bila terjadi hujan.
"Jadi juga mohon diwaspadai potensi longsor dan banjir bandang bila terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sebagai dampak lanjut setelah ada goyangan gempa bumi yang cukup kuat," ujar Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers secara daring di Jakarta.
Ia mengatakan gempa bumi dengan magnitudo 6 dapat membuat lereng-lereng atau batuan menjadi agak rapuh sehingga dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi, yaitu longsor dan banjir bandang.
Ia menyampaikan bahwa hal itu berkaca dari bencana di Nusa Tenggara Timur, dimana sehari sebelum terjadi bencana gempa bumi magnitudo 4,1 dan terjadi hujan lebat.
"Jadi dikhawatirkan, suatu wilayah yang setelah terkena gempa, kemudian diguyur hujan itu dikhawatirkan akan memicu terjadinya longsor atau banjir bandang," ujarnya.
Dwikorita menyebutkan beberapa wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat di Jawa Timur, yakni Jombang (di Bandarkedungmulyo), Mojokerto, Pasuruan, Bondowoso dan Jember.
Kemudian, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Kediri, Gresik, Lamongan, Madiun, Nganjuk, Probolinggo, Tulungagung, Ponorogo dan Purwosari (Kabupaten Pasuruan).
Baca juga: Satu orang dilaporkan meninggal akibat gempa di Kabupaten Malang
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memantau penanganan dampak bencana gempa bumi yang terjadi di wilayah Kabupaten Malang, dan menyebabkan kerusakan di sejumlah wilayah di Jawa Timur.
Muhadjir mengatakan siap untuk melakukan pemantauan langsung wilayah terdampak bencana di sejumlah wilayah di Jawa Timur. Namun, pemantauan langsung tersebut akan dilakukan, usai melihat perkembangan pada Minggu (11/4).
Menurut Muhadjir, pemerintah pusat saat ini masih melihat perkembangan penanganan dampak gempa bumi yang dilakukan masing-masing pemerintah daerah. Jika nantinya diperlukan bantuan dari pemerintah pusat, pihaknya akan siap untuk membantu.
"Bencana di selatan Jawa Timur ini akan ditangani oleh masing-masing pemerintah daerah. Nanti akan saya koordinasikan," kata Muhadjir.
Baca juga: BPBD: Lima warga Lumajang meninggal akibat gempa Malang
Pewarta: Masuki M. Astro/Vicki Febrianto/Asmaul Chusna/Zumrotun Solic
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021