"Ruang cempaka yang parah dan Kamar 11 yang paling parah," kata Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar dr Herya Putra.
Di ruang cempaka tersebut, atap plafon berjatuhan. Di kamar 11 ruang cempaka tersebut kondisinya lebih parah ketimbang kamar yang lainnya.
Saat kejadian, di kamar itu terdapat tiga pasien, namun mereka hanya terkena debu dan tidak sampai terjadi atap plafon yang runtuh. Sementara di kamar 11 saat kejadian tidak ada pasien.
RSUD Mardi Waluyo juga sudah melakukan langkah penanganan dari kejadian tersebut. Pasien di ruangan tersebut dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
"Kami evakuasi. Pasien kami turunkan ke bawah. Kami carikan tempat yang baru. Ruangan yang belum termanfaatkan itu di ruang seruni," kata dia.
Pihaknya juga melakukan pemeriksaan mendetail guna mendeteksi tingkat kerusakan. Bangunan di rumah sakit banyak yang beton, sehingga harus dilakukan pemeriksaan mendetail.
"Laporan sementara hanya ruang cempaka, yang lain masih dicek, ini petugas masih keliling. Yang beton kan bahaya, tidak kelihatan retaknya. Jadi, semua harus bersih, aman," kata dia.
Gempa bumi terjadi dengan Magnitudo 6,7 terjadi 82 kilometer barat daya Kabupaten Malang, Jawa Timur. Gempa terjadi pada Sabtu (10/4) jam 14.00 WIB. BMKG memastikan gempa tersebut tidak berpotensi terjadi gelombang tsunami.
Selain terasa dari Malang hingga Blitar, gempa bumi juga terasa hingga Kediri, dan sejumlah daerah lainnya di wilayah timur Jawa Timur.
Di Blitar, bangunan di Kota dan Kabupaten Blitar banyak yang mengalami kerusakan. Di Kabupaten Blitar, atap plafon ruang DPRD Kabupaten Blitar rontok. Selain itu, tembok bangunan juga rusak.
Selain itu, di Kantor Pemkab Blitar atap bangunan juga rontok. Banyak juga rumah warga yang mengalami kerusakan, yakni tembok bangunan ambruk dan genteng rontok.
Saat ini, BPBD Kabupaten Blitar masih mendata jumlah bangunan yang mengalami kerusakan. BPBD juga masih mendata korban jiwa karena bencana tersebut.
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021