New York (ANTARA News) - KepolisianNegara RI (Polri) menyatakan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa pihaknya siap meningkatkan jumlah personil, termasuk polisi wanita untuk ditempatkan pada misi-misi pasukan penjaga perdamaian PBB.
Pernyataan itu disampaikan delegasi Polri yang dipimpin Brigjen Pol Boy Salamuddin dalam kunjungan ke New York pada 23-24 Juni 2010 dalam rangka melakukan pertemuan dengan para pimpinan Departemen Operasi Penjaga Perdamaian PBB (UN-DPKO) di Markas Besar PBB.
Rombongan itu adalah delegasi penting pertama dari unsur kepolisian Indonesia yang diterima oleh para pejabat UN-DPKO.
"FPU (komponen polisi PBB) Indonesia telah dijadikan "role model" oleh UN-DPKO bagi FPU negara lainnya," kata Boy Salamuddin, Jumat, mengutip pernyataan yang disampaikan kepadanya oleh Penasehat Polisi PBB, Ann Marie-Orler.
Selama dua hari, delegasi yang dipimpin Boy antara lain melakukan pertemuan dengan Marie-Orler, Asisten Sekjen PBB urusan penegakan hukum dan institusi keamanan (OROLSI), Dmitri Titov, serta Kepala Pelatihan Terpadu, John Almstrom.
Mereka membahas upaya peningkatan partisipasi komponen polisi Indonesia pada misi-misi perdamaian PBB.
Terkait dengan permintaan PBB, Boy menyatakan Polri siap meningkatkan keterwakilan komponen polisi Indonesia, termasuk Polwan, di berbagai misi penjaga perdamaian PBB.
Baru 9 Polwan
Saat ini, Indonesia baru menempatkan sembil personil Polwan dari total 1.686 prajurit dan polisi Indonesia pada misi-misi PBB di berbagai negara.
Brigjen Boy mengatakan bahwa Polwan Indonesia memiliki kemampuan untuk berpartisipasi pada berbagai misi operasi penjaga perdamaian.
Polri setiap tahun mencetak sekitar 200 polisi perempuan dan saat ini jumlah Polwan Indonesia sangat signifikan, yaitu sekitar 10 prosen dari total 400.000 personil Polri, kata Boy.
Penghargaan dan terima kasih PBB atas peran penting komponen polisi Indonesia kerap diutarakan dalam berbagai pertemuan oleh pihak UN-DPKO, demikian menurut Kuasa Usaha ad interim Perwakilan Tetap RI untuk PBB di New York, Duta Besar Hasan Kleib.
Penghargaan antara lain menyangkut keberadaan polisi Indonesia pada misi penjaga perdamaian PBB di Darfur, Sudan.
"Komponen Polri pada misi di UNAMID dinilai memiliki standar profesionalisme yang tinggi dan telah berhasil membuat perubahan signifikan di lapangan serta memberikan rasa aman kepada para pengungsi internal di kamp El-Fasher, Darfur," kata Hasan.
Profesionalisme unsur Polri juga disebutkan telah menumbuhkan kembali semangat dan kepercayaan para penduduk sipil di Darfur tentang peran penting UNAMID.
Apresiasi tinggi juga disampaikan oleh para pejabat UN-DPKO atas peran Polwan Indonesia, dan karena itu mereka meminta agar para Polwan dapat lebih banyak terlibat dalam misi-misi perdamaian PBB.
Menurut Dubes Hasan, PBB sendiri telah menargetkan peningkatan jumlah personil polisi perempuan hingga menembus jumlah 20 persen (sekitar 4.000 personil) di tahun 2014.
Hal itu sejalan dengan kebutuhan akan komponen polisi pada sekitar 17 misi perdamaian PBB, yang telah diotorisasi oleh DK PBB.
Total personil polisi yang dibutuhkan hingga tahun 2014 adalah sekitar 17.000 orang.
Saat ini Kepolisian PBB (UNPOL) memiliki 13.000 personil berasal dari sekitar 100 negara --termasuk Indonesia-- yang ditugaskan di 17 misi PBB di berbagai negara.
(T.K-TNY/A011/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010