Yogyakarta (ANTARA) - Volume kubah lava yang berada di sektor barat daya Gunung Merapi pada 7 April 2021 diperkirakan mencapai 1.098.000 meter kubik menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
"Volume kubah lava di sektor barat daya sebesar 1.098.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 12.800 meter kubik per hari ," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida dalam keterangan tertulis balai yang diterima di Yogyakarta, Sabtu.
Baca juga: Gunung Merapi dua kali luncurkan awan panas guguran hingga 1,8 km
Baca juga: BNPB: Awan panas guguran Gunung Merapi meluncur ke barat daya
Menurut Hanik, analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara pada 8 April terhadap tanggal 1 April 2021 menunjukkan ketinggian kubah lava yang berada di tengah puncak Merapi, yaitu sebesar 75 meter.
Gunung Merapi memiliki dua kubah lava yang sama-sama tumbuh. Kubah lava pertama berada di sisi barat daya Merapi, tepatnya di atas lava sisa erupsi tahun 1997. Kubah lava kedua terpantau oleh BPPTKG pada 4 Februari 2021, berada di tengah kawah puncak Gunung Merapi.
Hanik menjelaskan sepanjang 2 sampai 8 April 2021, Merapi 13 kali melontarkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya dan 119 kali meluncurkan guguran lava dengan estimasi jarak luncur maksimal 1.100 meter ke arah barat daya dan 3 kali ke arah tenggara dengan jarak luncur 300 meter.
Kendati demikian, menurut Hanik, hasil pengukuran pekan ini tidak menunjukkan adanya perubahan signifikan pada bentuk tubuh Gunung Merapi.
BPPTKG sampai sekarang mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Warga diminta mewaspadai potensi dampak guguran lava dan awan panas Gunung Merapi di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Kalau terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Baca juga: Gunung Merapi meluncurkan lima kali guguran lava pijar ke barat daya
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021