"Masih ada tiga knop lagi yang akan mekar. Yang jelas salah satu sudah sedang proses mekar menunggu kira-kira dua hingga tiga minggu lagi untuk mekar sempurna," katanya.
Sofie menjelaskan, Rafflesia Patma yang tumbuh dan mekar untuk pertama kalinya setelah 81 tahun di Kebun Raya Bogor pada tanggl 2 Juni lalu bertepatan dengan Hari Jadi Bogor ke 528 bunga langka ini mekar sempurna. Bunga lainnya mekar pada hari Minggu (20/6) sekitar pukul 05:30 WIB.
Rafflesia Patma pertama mampu bertahan kurang lebih empat hari, lalu layu dan oleh para peneliti LIPI diawetkan sebagai dokumen tasi penelitian. Sementara Rafflesia Patma yang kedua kondisinya sudah layu saat ini.
Proses ini merupakan sifat alamiah Rafflesia yang mekarnya langka namun setelah itu layu tanpa cerita, oleh karena itu predikat langka melekat pada diri bunga tersebut.
Sofie mengatakan, tumbuhnya Rafflesia merupakan hasil dari penelitian intensif sejak tahun 2004. Rafflesia merupakan tumbuhan parasit yang menumpang hidup pada inangnya.
Diawali dengan membawa inang Tetrastigma spp, yang berasal dari suku anggur-angguran (Vitaceae) yang merupakan inang yang paling sering ditumbuhi Rafflesia Patma.
"Inangnya kita bawa dari belantaran hutan Pangandaran, dengan menggunakan sistem inakulasi dan grafting (stek) proses uji coba penanaman Rafflesia dilakukan. Proses ini dilakukan di tiga tempat, salah satunya di Kebun Raya Bogor dan satu lagi di lokasi asalnya. Awalnya kita tidak yakin karena sudah enam tahun berjalan belum ada tanda-tanda.
"Alhamdulillah, hasil itu membuahkan hasil, meski kita tidak tahu pasti apakah keberhasilan ini karena dua metode tadi. Tapi yang pasti inang Tetrastigma sudah dibuahi bibit Rafflesia," jelasnya.
Mekarnya Rafflesia Patma di Kebun Raya Bogor mematahkan anggapan bunga langka ini tidak bisa mekar di luar habitatnya. Keberhasilan ini menurut Sofie memberikan tantangan selanjutnya kepada para peneliti untuk bisa mengembangbiakan bunga yang memiliki ciri berbau bangkai tersebut.
Keberhasilan membuat Rafflesia tumbuh di Kebun Raya Bogor merupakan pencapaian yang menjadi batu loncatan karena ini merupakan buah dari ketekunan dari percobaan bertahun-tahun.
Rafflesia Patma merupakan bunga bangkai endemik Jawa Barat. Hasil percobaan ini diharapkan dapat diterapkan pada jenis-jenis Rafflesia lainnya di Indonesia seperti Rafflesia arnoldi yang keberadaannya semakin tergusur oleh aktivitas manusia.
Awalnya ada 10 knop Rafflesia yang tumbuh di kawasan konservasi Kebun Raya Bogor, dua telah mekar, lima diantaranya dinyatakan telah mati.
Sisanya tiga knop lagi sedang dalam proses mekar. Mekarnya Rafflesia ini akan menjadi kejutan bagi para pengujung Kebun Raya Bogor yang belum sempat melihat bunga tersebut mekar dari jarak dekat.
Kehadiran Rafflesia Patma menarik minat masyarakat Kota Bogor untuk mengunjungi Kebun Raya Bogor. Staf Informasi Kebun Raya Bogor, Upun Punijar terjadi peningkatan jumlah pengujung yang ingin melihat Rafflesia tersebut sekitar 30 persen dibanding hari biasanya.
Peningkatan ini terjadi karena berbarengan dengan libur sekolah anak dan kunjungan Istana Bogor.
"Sekitar 30 persen peningkatan, kebetulan Rafflesia mekar saat libur sekolah dan adanya kegiatan Istana Bogor open," kata Upun.(KR-LR/S016)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010