Jakarta (ANTARA) - Kamboja menutup tujuan wisata paling populernya, kompleks kuil Angkor yang berusia ratusan tahun, bagi pengunjung selama dua minggu untuk membantu menekan angka kasus akibat COVID-19 di negara itu.
Penutupan situs terkenal di dunia itu adalah yang terbaru dari serangkaian tindakan yang diambil Kamboja setelah jumlah kasus virus korona melonjak pada Februari.
Dilansir dari Washington Post pada Sabtu, Otoritas Apsara selaku badan pemerintah Kamboja yang mengawasi situs arkeologi, mengatakan bahwa menghentikan sementara turis lokal dan asing mengunjungi kuil itu penting untuk membantu memerangi virus.
Dikatakan dalam sebuah pernyataan, sejak tanggal 7 April hingga 20 April pengunjung dilarang datang apalagi memasuki situs bersejarah tersebut.
Situs Angkor yang terletak di provinsi barat laut Siem Reap, menarik 2,2 juta turis asing pada 2019, tetapi mengalami penurunan pada 2020. Kamboja mengizinkan masuknya turis, tetapi mereka harus menjalani karantina.
Kementerian Kesehatan Kamboja pada Kamis mengumumkan 113 kasus lokal baru virus corona dan dua kematian. Kamboja telah mencatat total 3.028 kasus, termasuk 23 kematian.
Ketika jumlah kasus meningkat, penutupan diperpanjang di seluruh negeri untuk sekolah, pusat kebugaran, ruang konser, museum, dan tempat berkumpul lainnya.
Sebuah hotel mewah di ibu kota telah diubah menjadi rumah sakit COVID-19 dengan 500 kamar, dan pihak berwenang memberlakukan undang-undang baru yang memberlakukan hukuman pidana bagi pelanggar aturan kesehatan.
Baca juga: Kuil Kamboja raih gelar Pusaka Dunia Unesco
Baca juga: Kota kuno Angkor jauh lebih besar dari perkiraan
Baca juga: Google luncurkan pencitraan Street View situs Angkor Kamboja
Penerjemah: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021