Singapura (ANTARA News) - Wajah Chief Executive Officer (CEO) Las Vegas Sands Corp, Sheldon G Adelson, Rabu petang itu, terlihat sumringah.
Meski berjalan tertatih-tatih dan harus dipapah asistennya, orang nomor satu di perusahaan pengembang bisnis judi dan MICE (Meeting Incentives, Conference and Exhibitions) asal Amerika itu, tetap bersemangat mengikuti rangkaian pembukaan Marina Bay Sands Singapura, proyek terbarunya di Asia Tenggara.
Muka sumringah Adelson adalah pancaran keyakinannya akan keberhasilan megaproyek Marina Bay Sands Singapura, sebuah destinasi wisata yang mengintegrasikan bisnis, konvensi, belanja, hiburan, relaksasi dan kasino dalan satu kawasan, yang baru saja dibuka di negeri Singa.
Oleh karena itu saat gong dibunyikan, tujuh pemanjat tebing dari tujuh negara-negara persemakmuran merayap menaiki tower hotel dan tiga penari sirkus "jumpalitan" di langit-langit atrium penanda dibukannya Marina Bay Sands Hotel and Skypark, hotel bermahkota taman langit setinggi 200 meter.
Adelson yakin investasinya senilai 5,5 miliar dolar AS (setara Rp52,5 triliun) bakal segera kembali.
Sekitar empat ribu undangan, terdiri dari kaum sosialita dari Singapura, Indonesia, Malaysia, eksekutif dan pesohor dari berbagai belahan dunia, hadir dalam acara yang gemerlap itu.
Marina Bays juga mengundang 1.100 wartawan dari 67 negara untuk mengabadikan tonggak baru dunia pariwisata Singapura.
"Pembukaan Marina Bay Sands merupakan babak baru dunia pariwisata Singapura. Ini akan menjadi kawasan terpadu yang mengawinkan wisata bisnis, konvensi, wisata belanja, hiburan, relaksasi dan tentu saja kasino," kata Adelson.
Kasino Marina Bay Sands diklaim sebagai kasino terbesar di Asia. Dengan membangunnya, Adelson seolah hendak mengajak, "Ayo berjudi" pada kalangan jetset Asia Tenggara.
Menurut Adelson pemerintah negeri Singa sendiri sangat mendukung proyek itu, bahkan sokongan datang langsung dari Mantan Perdana Lee Kuan Yew, orang yang dinilai paling berpengaruh di Singapura.
Singapura sedari dulu memang selalu lihai dan punya banyak cara untuk "memaksa" pelancong berkunjung ke negeri pulau itu.
Tempo hari, Singapura "memboyong" Universal Studio, ikon industri perfilman paling besar di dunia negeri Paman Sam ke kawasan hiburan di Pulau Sentosa. Kini giliran judi ala Las Vegas diusung ke kawasan bisnis di Marina Bay.
Marina Bay, yang semula merupakan bandar Singapura, kini menjadi salah satu destinasi judi di Asia setelah Macao dan Hongkong.
Presiden dan CEO Marina Bay Sands, Thomas Arasi menyatakan Marina Bay Sands juga digadang sebagai landmark baru negeri Singapura setelah Marlion, si patung ikan berkepala singa dan Esplanade, gedung konser berbentuk dua durian.
"Pembangunan kawasan ini akan memperkaya horizon Singapura dan mentranformasikan lansekap pariwisata negeri ini," katanya.
Selain kasino, di kawasan seluas 15,5 hektar, juga dibangun Sands Expo and Convention Center, ruang rapat raksasa berukuran lebih dari 120.000 meter persegi dan diklaim sebagai salah satu ruang rapat paling luas dan fleksibel di Asia.
Kawasan Marina Bay Sands, yang pembangunannya menelan investasi 5,5 dolar AS, atau setara Rp52,3 triliun itu, juga menyediakan berbagai fasilitas pameran ultra modern, hotel super mewah, hiburan bertaraf internasional, serta tempat belanja dan bersantap terbaik di Singapura.
"Sands Expo and Convention Center, yang modern, megah, dan besar itu diperkirakan juga akan membuat kuno pusat-pusat konvensi di Asia Tenggara, seperti Balai Sidang Jakarta (Jakarta Convention Centre), Bali International Convention Centre (BICC), bahkan mengalahkan gedung-gedung konvensi di Bangkok, Kuala Lumpur dan Singapura sendiri.
Kasino di Marina Bay Sands dipastikan juga akan menyaingi pulau judi Malaysia, "Genting Island". Kasino ini merupakan kasino supermewah yang memiliki bangunan empat lantai di lahan seluas 15.000 meter persegi. Di kasino itu terdapat 600 meja permainan dan 1.500 mesin judi.
Aula kasino dihias chandelier kristal Swarowski yang tergantung 40 meter, persis di tengah-tengah langit kasino yang luas. Lampu kristal seberat 7,1 ton dan supermahal itu, diklaim pula sebagai lampu kasino terbesar di dunia.
Pejudi Indonesia
Kasino Marina Bay Sands baru beroperasi tujuh minggu lalu, namun pengunjung yang telah menjajal permainan judi di tempat itu telah mencapai 565 ribu orang.
Pejudi-pejudi Indonesia merupakan pengunjung terbanyak ketiga di Kasino Marina Bay Sands Singapura, salah satu kasino terbesar di Asia.
"Indonesia termasuk dalam tiga negara yang masyarakatnya paling banyak menjadi anggota Paiza Premium, setelah warga Singapura sendiri dan Malaysia," kata Presiden and Chief Operating Officer Las Vegas Sand Corp, Michael Leven.
Paiza adalah sebuah klub eksklusif terbatas bagi para pemain premium yang berhak menerima layanan khusus termasuk jembatan yang menghubungkan kasino dan hotel sebagai akses khusus anggota.
Para anggota Paiza dapat menikmati semua fasilitas dengan layanan khusus yang tersedia di Marina Bay Sands, termasuk ruangan permainan privat untuk permainan eksklusif.
Leven tidak bisa merinci siapa-siapa saja dan berapa banyak persisnya kaum jetset Indonesia yang menjadi anggota Paiza Premium.
Namun yang jelas sekitar 30 hingga 40 persen pengunjung Marina Bay Sands melakukan beragam permainan meja yang populer, seperti Roulette, Blackjack, Baccarat dan Sic Bo serta berbagai mesin judi yang menampilkan permainan terbaru seperti Poker video dan Sic Bo juga Roulette elektronik.
Leven mengakui warga kelas menengah Indonesia merupakan target utama yang disasarnya.
Ia yakin dalam waktu tidak terlalu lama makin banyak warga Indonesia yang akan menjadi member Paiza, apalagi jika dilihat dari posisi geografisnya, Indonesia berhimpitan dengan Singapura.
Dari Jakarta, warga Indonesia hanya membutuhkan waktu 1,5 jam perjalanan udara untuk pergi ke Singapura.
Leven juga tidak menyebutkan berapa besar devisa yang diperoleh dari warga Indonesia di meja-meja judi Kasina Marina Bay Sands.
Sheldon Adelson mengakui kawasan Asia selalu diincar untuk bisnis industri kasino, karena kebiasaan masyarakatnya yang menyukai taruhan.
Taruhan telah lama menjadi budaya di masyarakat kawasan Asia, karena itu wajar bila Las Vegas Sands melirik pasar Asia, termasuk di Singapura untuk melayani pasar Asia Tenggara.
Adelson tidak hanya menggantungkan pendapatannya dari kasino. "Dari kasino target yang kita tetapkan tidak banyak, paling hanya 10 persen. Sisanya dari hiburan dan lain-lain," kata Adelson.
Adelson mengharapkan revenue dari Sands Expo and Convention Center yang merupakan fasilitas terbesar Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions (MICE), Hotel Marina Bay Sand, hotel dengan mahkota Skypark, kantilever publik di atas ketinggian 200 meter, yang juga diklaim sebagai "taman langit" terluas di dunia serta pendapatan dari pusat relaksasi dan perbelanjaan eksklusif.
Retail besar dunia seperti Louis Vuitton, Bvlgari, Gucci, Banyan Tree SPA, Pangea, mulai mengisi ruang-ruang bangunan di seantero hotel, ruang konvensi.
Pendeknya kawasan terpadu gedung konvensi, pusat perbelanjaan, kasino dan hotel mewah itu akan menjadikan Singapura makin sulit tersaingi dalam bisnis pariwisata, relaksasi, dan MICE di kawasan Asia Tenggara. (*)
T010/D009
Oleh Teguh Priyanto
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010