Bintan (ANTARA) - Perseroan Terbatas Pelayaran Nasional Indonesia (PT Pelni) Cabang Tanjungpinang belum bisa mengakomodasi keinginan masyarakat yang meminta membuka Pelabuhan Pelni di Kijang, Bintan, Kepri.
"Sudah setahun lebih Pelabuhan Pelni di Kijang ditutup. Sejak awal-awal pandemi COVID-19 tahun lalu," kata Manajer Usaha PT Pelni Cabang Tanjungpinang Guruh Dwi Saputro, Jumat (9/4).
Sejak saat itu, kata dia, pelayaran dari dan menuju Kijang berhenti. Penumpang menuju Batam, Belinyu, Belawan, Kupang, Letung, Larantuka, Lewoleba, Maumere, Makasssar, Midai, Natuna, Pontianak, Serasan, Surabaya, Tarempa, Tanjungpriok, dan sebaliknya tidak lagi singgah di Kijang.
"Terus terang kami menerima banyak permintaan dari masyarakat agar pelabuhan di Kijang dibuka. Permintaan cukup banyak disampaikan lewat media sosial tetapi belum bisa diakomodasi," kata Guruh.
Baca juga: Dishub Babel tegaskan penutupan pelabuhan dan bandara hoaks
Pelni Cabang Tanjungpinang, lanjut dia, sudah beberapa kali berkoordinasi dengan Pemkab Bintan agar Pelabuhan Kijang kembali dibuka.
Menurut dia, Pemkab Bintan belum menyetujui permintaan tersebut. Hal Ini merupakan kewenangan pemda setempat.
"Kami harus mengikuti kebijakan sebelumnya," ujar Guruh.
PT Pelni Cabang Tanjungpinang sudah membuat pengumuman dan permohonan maaf kepada publik mengenai belum bisa dibukanya kembali pelayaran di Pelabuhan Kijang.
Pengumuman ini disampaikan PT Pelni Cabang Tanjungpinang lewat akun Facebook mereka.
"Pengumuman ini dianggap penting karena masyarakat banyak yang bertanya kapan Kapal Pelni singgah ke pelabuhan Kijang," kata Guruh.
Baca juga: Flores Timur tutup pelabuhan bagi persinggahan kapal Pelni
Sebagaimana diketahui, Pelabuhan Pelni di Kijang ditutup sejak April 2020.
Penutupan dilakukan di antaranya disebabkan adanya permintaan masyarakat yang kala itu khawatir Pelabuhan Pelni di Kijang menjadi pintu masuk penyebaran COVID-19.
Pewarta: Ogen
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021